Selamat datang di " Gokugen.Net " Selain kami menyajikan beberapa seputar informasi yang menarik lainnya,Kami juga menjual beberapa aneka ragam dan macam - macam produk kerajinan yang terbuat dari batu kayu fossil (Petrified Wood Art and Stone Wood Fossil) untuk bangku, meja, wastafel dan aneka ragam macam furniture atau kerajianan kayu fossil lainnya, dan masih banyak jenis dan ragam produk kami lainnya...Untuk informasi lebih lengkap silahkan hubungi kami di mobile / Whatsapp +62812 100 444 53 via email andigokugen@gmail.com atau silahkan kunjungi kami pada kolom sektor " Kayu Fossil " untuk melihat beberapa contoh produk kami lainnya...."

Monday, December 22, 2014

Stone Wood Fossil


For Sale Wood Fossil Stone contak to order please email:

andigokugen@outlook.com, +62,812,100,444 53

Zona kode : Z 1 s/d  Z 24 ,  

by "  Stone Wood Fossil " 

1. Home



Rp.1.700.000 / pics
kode Z 1
Rp. 1,600,000 / pcs
Kode Z 2

37 x 38 Rp.1.750.000
kode Z 3

Kode Z 4

Kode Z 5

Kode Z 6

Kode Z 7

Kode Z 8

Kode Z 9

Kode Z 10

Kode Z 11

Kode Z 12

Kode Z 13

Kode Z 14

Kode Z 15

Kode Z 16

Kode Z 17

Kode Z 18

Kode Z 19

Kode Z 20

Kode Z 21

Kode Z 22

Kode Z 23

Kode Z 24

Wednesday, November 19, 2014

4 Cara gunakan timbangan untuk turunkan berat badan

Bagi orang yang sedang berusaha menurunkan berat badan, timbangan bisa jadi salah satu benda yang menakutkan. Padahal sesungguhnya timbangan bisa membantu menurunkan berat badan lebih cepat jika digunakan dengan cara yang tepat.

Timbangan bisa jadi salah satu alat yang efektif untuk mengetahui perubahan pada berat badan dan tubuh Anda. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan saat menggunakan timbangan, agar angka pada timbangan tak membuat Anda kaget, seperti dilansir oleh Fitsugar (06/05).


1. Kenapa berat badan tak kunjung turun?
Ketika Anda mencoba menurunkan berat badan dan sudah melakukan diet serta olahraga, seringkali Anda merasa bahwa tubuh sudah lebih sehat dan terlihat langsing. Anda merasa lebih sehat. Namun ketika melihat ke timbangan, Anda melihat berat badan Anda tak juga turun, bahkan naik! Apa yang terjadi?

Jangan panik dulu. Anda tentu sudah mendengar fakta bahwa otot lebih berat daripada lemak. Ini karena otot Anda lebih tebal dibandingkan lemak. Jika Anda merasa tubuh lebih sehat dan lemak sudah berkurang, bisa jadi peningkatan berat badan disebabkan oleh massa otot yang bertambah. Untuk itu jangan merasa kecewa dulu ketika berat badan di timbangan tak segera turun. Jika tubuh Anda terlihat lebih ramping dan berotot, pakaian juga lebih longgar, maka diet Anda sudah membuahkan hasil.

2. Kapan menimbang badan?
Waktu terbaik untuk menimbang badan adalah di pagi hari setelah menggunakan kamar mandi dan sebelum sarapan. Ini akan memberikan pembacaan paling akurat tentang berat badan Anda. Jika tak bisa menimbang berat badan di pagi hari, sebaiknya lakukan timbang badan di waktu yang sama setiap hari. Lakukan ini secara konsisten.

Penelitian juga mengungkap bahwa hari terbaik untuk timbang badan adalah hari Jumat ketika Anda ingin menurunkan berat badan. Hal ini karena kebanyakan orang makan berlebihan di akhir pekan. Di hari Senin mereka akan mulai bersemangat diet kembali, sehingga berat badan mencapai titik bawah di hari Jumat.

3. Frekuensi menimbang badan
Anda tak harus menimbang berat badan setiap hari. Jika Anda melakukannya setiap hari, bahkan beberapa kali sehari, Anda akan melihat bagaimana berat badan Anda cepat berubah-ubah bergantung pada makanan yang dikonsumsi dan aktivitas yang dilakukan. Perubahan berat badan yang tak stabil bisa mempengaruhi keinginan dan percaya diri Anda saat menurunkan berat badan. Menimbang berat badan sekali seminggu bisa dilakukan, karena Anda bisa mengecek perubahan pada diri Anda pada waktu yang tepat.

4. Menggunakan timbangan atau tidak?
Ada orang yang tak suka menggunakan timbangan, dan hanya berdiri di atasnya ketika melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Namun jika Anda sedang berusaha menurunkan berat badan, menggunakan timbangan berat badan secara teratur sangat penting untuk mengontrol berat badan dan hasil yang Anda dapatkan. Mengandalkan perasaan pada tubuh saja tak cukup untuk mengetahui apakah diet yang Anda lakukan berhasil. Mengetahui berat badan dengan teratur juga membuat Anda waspada sekaligus bersemangat untuk berdiet.

Itulah beberapa cara tepat untuk menggunakan timbangan berat badan saat berdiet. Jangan lagi takut menginjakkan kaki Anda pada alat timbang bada. Jika tahu cara penggunaannya, timbangan badan justru bisa membantu Anda menurunkan berat badan lebih cepat.

info by :

Merdeka.com
googel image
Gokugen.net


Tuesday, October 21, 2014

Di Jual Aneka Ragam Makanan Ringan

Suka Rasa Snack
Cemilan Enak, Gurih, Dan Renyah  




Kebutuhan konsumen akan kuliner saat ini sangat beragam, aneka jenis makanan dalam berbagai bentuk jenis dan variasi pun ditawarkan kepasaran.  Mulai dari bentuk, warna, rasa dan pengemasan makan dibuat sedemikian rupa untuk menarik pembeli.

Begitupula dengan makanan tradisional yang pembuatannya sederhana  dan dapat dilakukan oleh perorangan atau yang biasa kita kenal dengan industri rumahan dapat menarik pembeli apabila pengemasan dilakukan dengan baik dan menarik. Dan mungkin pula dapat bersaing dengan makanan lain yang pengemasannya lebih modern .

Dengan ini kami memperkenalkan beberapa produk makanan ringan " Suka Rasa Snack" cemilan enak, gurih dan renyah . Adapun tujaun kami membuat produk makanan ringan sebagai berikut :
  • Untuk Memenuhi Kebutuhan Ekonomi
  • Memperkenalkan Produk Pada Masyarakat Luas
  • Menjual Produk Makanan Untuk Semua Kalangan Masyarakat
  • Satu Produk terdiri Atas Beraneka Ragam Macam Dan Rasa
  • Bahan Produk Yang Higenis Dan Sangat Terjamin
  • Harga Produk Cukup Terjangkau
  • Memberikan Kepuasan Pada Pelanggan 
Visi
Menjadikan makanan tradisional yang khas dari Indonesia yang mampu mencapai dan menembus hingga ke pasaran secara global.

Jika berminat untuk memesan makan ringan " Suka Rasa Snack " kami silahkan dapat menghubungi contak person di number  :

+62812 100 444 57 
+62812 100 444 53
+6221 979 80409 

Email :
  • asihdk44@gmail.com
  • andirohandi44@gmail.com


Berikut kami lampirkan beberapa contoh produk makanan ringan " Suka Rasa Snack " 


Klanting Keju


Klanting Bawang

Belut Goreng


Slondok Stik

Slondok Bulet

Demikian yang dapat kami sampaikan dan masih banyak lagi aneka ragam makanan ringan lainnya.

Info by :




Wednesday, October 15, 2014

CRADENTA









www.cradenta.com menyajikan beberapa informasi berita yang akutal terpercaya, mendalam dan independen untuk pendidikan, komunitas, usaha , dakwah dan seputar aneka ragam lainnya informasi yang menarik. untuk lebih lengkapnya silakan dapat mengunjungi situs online cradenta di www.cradenta.com 

Berikut kami sampaikan sekilas tentang visi dari Cradenta :

V I S I

Berpartisipasi aktif dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan membekali para generasi muda Islam agar berkepribadian kuat dengan aqidah yang shohih, akhlaq yang mulia, berwawasan luas, kreatif dan inovatif serta terampil dalam segala bidang di atas landasan yang telah digariskan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW sehingga mereka menjadi generasi pembangun ummat (agent of change) yang unggul dan tangguh menghadapi tantangan zaman serta membangun Insan Cendikia bernurani dengan pendidikan berkelanjutan dalam tautan kasih sayang serta jalinan pendidikan untuk semua umat.

Pendidikan adalah suatu proses untuk membentuk kedewasaan dan karakter anak melalui berbagai kegiatan yang meyangkut aspek kognitif, afektif, psikomotor, sosial, dan agama. Anak sebagai generasi penerus merupakan aset yang tiada ternilai, sebab maju mundurnya suatu generasi akan lebih banyak diwarnai oleh kualitas yang ada. Pendidikan adalah hal yang utama, jendela untuk dapat melihat dunia, menatap masa depan dimana kaki hendak dilangkahkan kelak kemudian hari.



A.   BIDANG DAKWAH

Majelis Ta’lim Cradenta Mubarok ( MTCM )
Bagi masyarakat umum dari berbagai lapisan sosial ekonomi dan pendidikan serta profesi diadakan kajian-kajian baik yang bersifat Rutin maupun Insidental yang dibina para Ustadz/ustadzah yang berkompeten di bidangnya. Bentuk kegiatannya antara lain berupa ceramah umum, seminar, diskusi, bedah buku, training (DAURAH SYAR’IYYAH dan DAKWAH). 


SIP dan SIL
Secara rutin setiap tahun diselenggarakan SIP (Studi Islam Pemula) yaitu berupa kajian intensif, sistematik dan terstruktur yang berisikan materi-materi keislaman dasar yang utama dan pertama bagi para pemula secara global dan komperehensif. Selesai dari mengikuti kajian SIP, setiap peserta pemula akan ditindaklanjuti dengan SIL (Studi Islam Lanjutan) yang berisikan materi-materi lanjutan keislaman secara rinci dan lebih mendetail meskipun tetap secara garis besar.

L-KISS (Lembaga Kajian Islam Siswa Sekolah)
Program yang diperuntukkan khusus bagi para siswa sekolah yang dengan segala keterbatasan waktu dan kesempatannya untuk dapat menguasai pengetahuan dasar bagi pengembangan studi keislaman selanjutnya secara terstruktur dan berkesinambungan.
  


B.      BIDANG PENDIDIKAN

TPA dan TK-IT
Program yang bertujuan membimbing anak-anak usia pra sekolah dan sekolah agar bisa membaca dan menulis huruf Hijaiyyah (al Qur’an). Saat ini sudah berjalan lembaga pendidikan formal untuk anak-anak usia pra sekolah berupa TPA “Baitul Muttaqin”.
Lembaga Pendidikan TK Islam Terpadu “SIWINDU” (Sekolah Islami Wahana Informasi Pendidikan Terpadu) dengan motto Aktif, kreatif, inovatif dan islami ikut mengembangkan program pendidikan umum anak-anak usia pra sekolah merupakan paket dasar-wajib selama 6 bulan dan program pendidikan khusus sebagai program pendalaman selama 6 bulan kedua sebelum masuk SD.
  
SMK TAUFIK MUBAROK
Lembaga ini baru berdiri 3 tahun yang secara pemenuhan fasilitas dan pengembangannya memebutuhkan sumber daya yang optimal. Program ini untuk mencetak para lulusan SLTP  sederajat yangmelahirkan lulusan yang siap kerja, berkualitas, integratif,  dan memahami ilmu ke-Islaman yang komprehensif.

PUSDIKLAT CRADENTA MUBAROK 
Program untuk mendidik masyarakat yang memiliki pemahaman, keyakinan dan pemahaman sesuai al-Qur’an dan as-Sunnah sebagaimana yang difahami dan ditapaktilasi as Salaf as Sholeh sekaligus memiliki kemampuan intelektualitas dan menguasai ketrampilan, Program ini ditujukan untuk semua kalangan terutama untuk pemuda putus sekolah dan remaja pada umumnya untuk mendapatkan pendidikan dan pembinaan keislaman serta ketrampilan dan kewirausahaan sesuai bakat dan bidangnya.

info by : 




Sejarah Kuningan Jawa Barat


Cradenta.com ~ Menelusuri jejak sejarah Kuningan, yang sekarang menjadi Kabupaten Kuningan di Jawa Barat, ternyata masih menyisakan banyak “misteri” di dalamnya. Artinya masih ada sisi-sisi gelap dari ceritera sejarah Kuningan yang belum berhasil disibak, diungkapkan, dikemukakan kepada publik bagaimana sebenarnya Sejarah Kuningan yang kronologis dari A – Z secara paripurna, kumplit atau selengkapnya. Baik itu Sejarah Kuningan di zaman prasejarah, zaman kuna (Hindu-Budha), zaman madya (Islam), zaman baru/modern.

Jejak sejarah pemerintahan kuningan berlangsung dalam 4 katagori masa yang berurutan yaitu:

1. Masa pemerintahan Kelompok Suku (prasejarah)
2. Masa pemerintahan Kerajaan (Hindu)
3. Masa pemerintahan Keadipatian/Kadipaten (Islam)
4. Masa pemerintahan Kabupaten (Hindia Belanda)

Penjelasan dari periode masa pemerintahan itu adalah sebegai berikut:

Masa Pemerintahan Kelompok Suku

Sebelum ada kerajaan, masyarakat di Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan yang pemimpinnya disebut Kepala Suku yang memimpin suatu kelompok masyarakat tertentu. Kepala suku inilah akar dari konsep sistem pemerintahan berikutnya. Begitu pun yang terjadi di Kuningan, pernah berlangsung pemerintahan kelompok-kelompok suku di zaman prasejarah. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya benda-benda prasejarah zaman megalitikum & neolitikum di seputar kaki Gunung Ciremai, diantaranya berada di Dusun Cipari Desa/Kec.Cigugur. Makanya diduga bahwa daerah Kuningan sebelah barat ini dianggap sebagai daerah pemukiman masyarakat tertua di Kuningan.

Dalam sistem pemerintahan tradisional tertua ini, kepala suku tidak bekerja sendirian. Dalam hal ini diantaranya bahwa kekuasaanya dibagi lagi ke dalam 3 bagian pemegang kekuasaan yang dikenal dengan konsep “Tritangtu” yaitu: Sang Rama, Sang Resi, dan Sang Ratu. Sang Rama dianggap sebagai ketua adat, Sang Resi dianggap sebagai orang yang ahli di bidang keagamaan, dan Sang Ratu dianggap sebagai orang yang ahli di bidang pemerintahan. Dalam naskah Carita Parahiyangan diantaranya disebutkan bahwa sebelum Sanjaya menyerang ke Galuh (raja Purbasora), disarankan dulu oleh kakeknya (Ranghyang Sempakwaja) agar Sanjaya mengalahkan dulu 3 tokoh dari Kuningan: Sang Pandawa, Sang Wulan, dan Sang Tumanggal.

Konsep tritangtu ini mengingatkan kita pada konsep pembagian kekuasaan zaman Kerajaan Yunani/Romawi yang mengenal istilah “Triumvirat” (Pompius, Crasus, Julius Caesar pada Triumvirat I atau Antonius, Lepidus, Oktavianus pada Triumvirat II). Bahkan dalam zaman berikutnya ada konsep Trias Politica, yakni pembagian kekuasaan pada 3 kekuasaan yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Jadi sebenarnya terlihat kalau konsep pemerintahan yang demokratis ini sudah berlangsung di Kuningan sejak zaman dulu (prasejarah).

Masa Pemerintahan Kerajaan

Sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem pemerintahan yang diperkenalkan oleh bangsa India ketika berlangsung hubungan perdagangan Indonesia-India pada permulaan abad pertama Masehi. Bersamaan dengan itu pula bangsa India memperkenalkan agama Hindu-Budha, tulisan Palawa (=menandakan awal sejarah bangsa Indonesia), bangunan candi, kesenian, kesusastraan (Ramayana, Mahabharata), dll.

Dalam sistem pemerintahan kerajaan pemimpinnya disebut dengan “Raja”. Dengan adanya kerajaan ini maka sebutan “Kepala Suku” yang pernah dikenal dalam tradisi pemerintahan sebelumnya, maka akhirnya berubah penyebutannya menjadi “Raja”.

Pada waktu itu di Kuningan tumbuh dan berkembang pemerintahan Kerajaan yang berbasis agama Hindu yaitu Kerajaan Saunggalah. Nama Saunggalah diambil dari nama istana/keratonnya yang disebut dengan Saunggalah (=rumah panjang). Kerajaan ini dibangun sekitar abad ke-7 M atau mungkin sebelumnya oleh Sang Wiragati (Prabu Wiragati) atau dijuluki pula Sang Pandawa. Mencapai zaman kebesarannya ketika diperintah oleh Sang Resi Demunawan atau Ranghyangtang Kuku atau Sang Kuku, atau Sang Seuweukarma (=ahli bidang hukum) sekitar abad ke-8 s.d ke-13 M. Namun akhirnya pudar setelah meninggalnya beliau karena 2 puteri beliau menikah dengan Sang Banga, dan Sang Manarah yang menjadi raja Galuh dan Pajajaran. Berikutnya Kerajaan Saunggalah akhirnya hanya merupakan daerah kecil yang mengelola masalah keagamaan (berbasis agama) atau seperti daerah mandala. Sebagian wilayahnya di Tasikmalaya (Galunggung) malah menjadi Saunggalah baru di belahan Jawa Barat bagian Selatan. Berita terakhir abad ke-13 bahwa pada masa pemerintahan Sang Lumahing Taman atau Prabu Ragasuci (raja Pajajaran) sebelum menempati istana di Pakuan pernah menempati dulu keraton di Saunggalah.

Masa Pemerintahan Ke-Adipati-an 
Kuningan pada masa ini adalah masa pemerintahan yang dipimpin pertama oleh Sang Adipati
Kuningan (Suranggajaya, putra Ki Gedeng Luragung yang diangkat anak oleh Sunan Gunung Jati). Adipati Kuningan diangkat sebagai pemimpin daerah Kuningan yang dilantik langsung oleh Sunan Gunung Jati pada tanggal 1 September 1498. Hari pelantikan ini diabadikan sebagai Hari Jadi Kuningan oleh Pemerintahan Daerah Kab. Kuningan.

Masa pemerintahan Sang Adipati Kuningan berarti masa pemerintahan ketika agama Islam sudah masuk dan tengah berkembang di Kuningan. Agama Islam masuk di Kuningan diperkirakan tahun 1450 atas perannya Syekh Bayanullah atau yang nanti dikenal dengan nama Syekh Maulana Akbar. Begitu juga peran Sunan Gunung Jati dalam proses Islamisasi di Luragung (Buni Haji) yang diikuti oleh istrinya yaitu putri Ong Tien atau Nyai Rara Sumanding yang sedang mengandung waktu itu.
Peralihan kekuasaan dari pemerintahan sebelumnya, yakni Ratu Selawati (Hindu) ke Adipati Kuningan (Islam) berlangsung damai, ditandai dengan pernikahan Ratu Selawati dengan Syekh Maulana Arifin (putra Syekh Maulana Akbar).

Sepeninggal Sang Adipati Kuningan berikutnya tampuk pemerintahan dilanjutkan oleh putra, cucu. cicitnya. Diantaranya Rd. Kusumajaya (Geusan Ulun Kuningan), dan Rd. Mangkubumi.
Berdasarkan tradisi lisan, sekitar abad 15 Masehi di daerah Kuningan sekarang dikenal dua lokasi yang mempunyai kegiatan pemerintahan yaitu Luragung dan Kajene. Pusat pemerintahan Kajene terletak sekarang di Desa Sidapurna Kecamatan Kuningan. saat itu, Luragung dan Kajene bukan lagi sebuah kerajaan tapi merupakan buyut haden. Masa ini, dimulai dengan tampilnya tokoh Arya Kamuning, Ki Gedeng Luragung dan kemudian Sang Adipati Kuningan sebagai pemipun daerah Kajene, Luraugng dan kemudian Kuningan.

Mereka secara bertahap di bawah kekuasaan Susuhunan Jati atau Sunan Gunung Djati (salah satu dari sembilan wali, juga penguasa Cirebon). Tokoh Adipati Kuningan ada beberapa versi. Versi pertama Sang Adipati Kuningan itu adalah putera Ki Gedeng Luragung (unsur lama). Tetapi kemudian dipungut anak oleh Sunan Gunung Djati (unsur baru).

Dia dititipkan oleh aya angkatnya kepada Arya Kamuning untuk dibesarkan dan dididik. Kemudian menggantikan kedudukan yang mendidiknya. Versi kedua, Sang Adipati Kuningan adalah putera Ratu Selawati, keturunan Prabu Siliwangi (unsur lama), dari pernikahannya dengan Syekh Maulanan Arifin (unsur baru). Disini jelas terjadi kearifan sejarah.

Berdasarkan Buku Pangaeran Wangsakerta yang ditulis abad ke 17, Sang Adipati Kuningan yang berkelanjutan penjelasanya adalah berita yang menyebutkan tokoh ini dikaitkan dengan Ratu Selawati. Bahwa agama Islam menyebar ke Kuningan berkat upaya Syek Maulana Akbar atau Syek Bayanullah. Dia adalah adik Syekh Datuk Kahpi yang bermukim dan membuka pesantren di kaki bukit Amparan Jati (sekarang Cirebon).

Syekh Maulana Akbar membukan pesantren pertama di Kuningan yaitu di Desa Sidapurna sekarang, ibu kota Kajene. Ia menikah dengan Nyi Wandansari, putri Surayana. Ada pun Surayana adalah putra Prabu Dewa Niskala atau Prabu Ningrat Kancana, Raja Sunda yang berkedudukan di Kawali (1475-1482) yang menggantikan kedudukan ayahnya Prabu Niskala Wastu Kancana atau lebih dikenal dengan sebutan Prabu Siliwangi.

Dari pernikahan dengan Nyi Wandansari berputra Maulana Arifin yang kemudian menikah dengan Ratu Selawati. Ratu Selawati bersama kakak dan adiknya yaitu Bratawijaya dan Jayakarsa adalah cucu Prabu Maharaja Niskala Wastu Kancana atau Prabu Siliwangi. Bratawijaya kemudian memimpin di Kajene dengan gelar Arya Kamuning. Sedangkan Jayaraksa memimpin masyarakat Luragung dengan gelar Ki Gedeng Luragung.

Mereka bertiga, yakni Ratu Selawati, Arya Kamuning (Bratawijaya), Ki Gedeng Luragung (Jayaraksa) diIslamkan oleh uwaknya yakni Pangeran Walangsungsang. Adapun Sang Adipati Kuningan yang sesungguhnya bernama Suranggajaya adalah anak dari Ki Gedeung Luragung (namun hal itu masih merupakan babad peteng atau masa kegelapan yang sampai saat ini tidak diketahui kebenarannya sesungguhnya anak siapa Sang Adipati Kuningan).

Atas prakarsa Sunan Gunung Djati dan istrinya yang berdarah Cina Ong Tin Nio yang sedang berkunjung ke Luragung, Suranggajaya diangkat anak oleh mereka. Tetapi pemeliharaan dan pendidikannya dititipkan pada Arya Kamuning. Sedangkan Arya Kamuning sendiri dikabarkan tidak memiliki keturunan. Akhirnya Suranggajaya diangkat jadi adipati oleh Susuhunan Djati (Sunan Gunung Djati) menggantikan bapak asuhnya.

Penobatan ini dilakukan pada tanggal 4 Syura (Muharam) Tahun 1498 Masehi. Penanggalan tesebut bertempatan dengan tanggal 1 September 1498 Masehi. Sejak tahun 1978, hari pelantikan Suranggajaya menjadi Adipati Kuningan itu ditetapkan sebagai Hari Jadi Kuningan sampai sekarang.

Kuningan Masa Kabupaten

Menurut pendapat Prof.Dr. H. Sobana Hardjasaputra (Guru Besar Sejarah UNPAD) penetapan Kuningan sebagai Kabupaten mengacu pada Peraturan No 23 th 1819 (staatsblad Hindia Belanda) yang menetapkan nama Kuningan sebagai nama satu dari lima Kabupaten di bawah naungan Keresiden Cirebon, yaitu: Cirebon, Maja, Bengawan Wetan, Kuningan, dan Galuh. Berarti berdasarkan staatblad bahwa th 1819 itulah sebagai awal berdirinya Kuningan sebagai nama Kabupaten (= pemerintahan daerah Tk II).

Silsilah Sang Adipati Kuningan

Berikut ini susunan silsilah Sang Adipati Kuningan (Raja Daerah Kuningan pada akhir abad XV – awal abad XVI Masehi) berdasarkan sumber sejarah yang ada. Mudah-mudahan ada manfaatnya, khususnya buat pengetahuan warga masyarakat Kuningan sendiri, dan para pembaca pada umumnya.


Mengenai tokoh “Suralaya”, yaitu ayahanda dari Jayaraksa, Ratu Selawati, dan Bratawiyana, ada juga yang menyebut dengan julukan “Ranggamantri”. Padahal di generasi berikutnya kita lihat juga ada nama Ranggamantri (Pucuk Umun Talaga). Dari hal tersebut seolah-olah nama Ranggamantri muncul sebagai : 1) nama lain dari Prabu Surawisesa / Rd. Suralaya, dan 2) Pucuk Umun Talaga (putera dari Rd. Munding Surya). Kiranya nama Ranggamantri ini bukanlah nama orang yang sesungguhnya, tetapi sepadan dengan nama gelar jabatan para bangsawan istana/keraton, seperti halnya: Adipati, Tumenggung, dll.

Selanjutnya perlu dijelaskan bahwa sepeninggal Rd. Kusumajaya (Geusan Ulun Kuningan), sebenarnya beliau mempunyai banyak putera & puteri (sebagaimana di jelaskan dalam tulisan lain di blog ini). Namun yang ditulis hanya Mangkubumi karena beliaulah yang mempunyai andil besar dalam meneruskan estafet pemerintahan di Kuningan pada masa itu.

salah satu sifat yang mesti dimiliki oleh seorang raja dari pemerintahan tradisional zaman dulu itu diantaranya adalah harus berdasarkan kepada hubungan garis pertalian darah yang disebut di atas yakni: Trahing Kesumah, Rembesing Madu, Wijining Tapa, dan Tedhaking Andanawarih; yang artinya bahwa seorang raja yang diangkat mesti dari keturunan ningrat (kesumah=bunga) atau bangsawan, tapa=pertapa=alim ulama, berwawasan agama, dan berasal dari keturunan pilihan utama.

Pemda Kab. Kuningan pernah menyimpan naskah hasil penelitian tentang Sejarah Kuningan yang disusun oleh team peneliti, Bpk Ahmad Dasuki dkk. Juga buku sejarah Kuningan yang pernah ditulis oleh Alm Bpk. Edi S. Ekadjati yang memberikan gambaran tentang Sejarah Kuningan dari hasil penelitian beliau berdasarkan sumber-sumber sejarah yang berhasil dikumpulkannya. Namun dari semuanya itu nampak & memang diakui bahwa masih ada (bahkan banyak) sisi-sisi gelap yang belum berhasil disibakkan / dikuakkan tentang bagaimana sejarah itu sebenarnya terjadi, terutama Kuningan zaman lampau (purba, kuna, madya). Seperti halnya ada kesimpangsiuran mengenai suatu nama tokoh (Arya Kamuning/Adipati Kuningan/Adipati Ewangga), tempat (Arile/Kajene/Kadjaron?), terputusnya mata rantai genealogi, hierarki birokrasi/para penguasa, masalah waktu yang terkadang meloncat-loncat (abad 8 tiba-tiba berikutnya muncul di abad 11), dsb. Ini tentu saja membutuhkan perhatian lanjutan dari para pemerhati Sejarah Kuningan.

Sebab utama dari masih ada sisi gelapnya Sejarah Kuningan yang belum terungkap itu adalah karena sumber sejarahnya yang masih minim. Belum banyak sumber sejarah yang berhasil digali  tentang eksistensi Kuningan di masa lampau tersebut. Apakah sumber benda, sumber tertulis, sumber lisan, atau sumber rekaman. Sumber dalam negeri atau sumber luar negeri. Bahkan sumber sejarah Kuningan yang ada bahkan lebih cenderung banyak diambil dari sumber tradisional (tradisi lisan) yang banyak mengandung unsur mitos, dan sumber sastra sejarah yang notabene perlu disiangi lagi di dalamnya untuk mencapai tingkat kevalidan yang obyektif. Sejarah memang diharapkan yang obyektif, tetapi sulit menghindari unsur subyektifitas. Pekerjaan besar bagi masyarakat Kuningan, bagaimana berupaya mengungkap Sejarah Kuningan yang sesungguhnya secara lengkap.

Sumber Penulis : penulis Yaya Sunarya, S.S, M.Si (Sejarah Kuningan / Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke)
info by :