PERAN INDUSTRI PASAR MODAL
JAKARTA – Sejumlah kalangan menilai kontribusi industri pasar modal domestik terhadap ekonomi nasional dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mulai signifikan. Secara makro, industri pasar modal menjadi pasar finansial yang mulai dibutuhkan korporasi domestik mencari sumber pendanaan untuk ekspansi usaha.
Agustinus Prasetyantoko, Kepala Ekonom PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), mengatakan saat ini pasar modal banyak dimanfaatkan oleh korporasi nasional untuk menggalang dana untuk ekspansi usaha. Aktivitas penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) dan penerbitan obligasi menjadi salah satu alternatif bagi perusahaan dalam mendapatkan dana di pasar saham.
“Secara makro, kontribusi capital market pengaruhnya sangat besar terhadap pasar finansial kita. Banyak sekali perusahaan yang sudah mulai memanfaatkan pasar modal untuk mencari sumber pendanaan,” kata Prasetyantoko.
Pada 2013 hingga awal Agustus, total nilai emisi penawaran saham perdana yang tercatat di Bursa Efek Indonesia mencapai Rp 12,78 triliun, dari penerbitan saham baru (rights issue) sebesar Rp 18,20 triliun dan penerbitan waran sebesar Rp 2,02 triliun. Sementara itu, dari penerbitan obligasi dana yang terhimpun pada periode yang sama mencapai Rp 31,14 triliun dan nilai outstanding obligasi korporasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia mencapai Rp 208,37 triliun.
Namun demikian, lanjut Prasetyantoko, penetrasi industri pasar modal ke seluruh masyarakat Indonesia masih relatif rendah. Ia menilai perlu ada pendalaman pasar finansial (financial deepening) sehingga lebih banyak masyarakat bisa berpartisipasi di industri pasar modal.
“Financial deepening maksudnya tidak hanya sekedar bagi-bagi kue, tetapi lebih pada penciptaan pasar modal yang lebih stabil. Saat ini, kepemilikan investor asing jauh lebih besar dibandingkan investor domestik, ini membuat pasar saham kita kurang stabil kalau terjadi penarikan dana (capital outflow),” kata Prasetyantoko.
Muliaman D Hadad, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengatakan pasar modal memiliki fungsi yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Hingga saat ini baru 479 perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia dan sudah memanfaatkan pasar modal untuk mendapatkan pendanaan untuk keperluan ekspansi.
“Padahal ada ratusan ribu perusahaan di Indonesia. Banyak perusahaan skala usaha kecil menengah (UKM) yang bisa memanfaatkan pasar modal untuk mencari pendanaan untuk ekspansi usaha,” kata Muliaman.
Ito Warsito, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, mengatakan kontribusi pasar modal terhadap ekonomi nasional sangat signifikan. Ito mencontohkan, upaya pertama yang dilakukan pemerintah untuk menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) adalah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) atau obligasi pemerintah yang diperdagangkan di Bu
Dinikmati Asing
Yanuar Rizki, pengamat pasar modal, mengatakan kontribusi industri pasar modal terhadap ekonomi nasional masih relatif kecil karena keuntungan dari transaksi lebih banyak dinikmati oleh investor asing. Investor asing terlalu dominan dan bisa memainkan arah kendali pasar, sehingga peran serta investor domestik hanya sebatas partisipan semata.
“Upaya dari SRO (self regulatory organization) dan regulator untuk mengembangkan pasar modal tidak tampak, karena lebih mementingkan likuiditas. Seharusnya, dilakukan upaya pengembangan yang berkualitas sehingga inline dengan pertumbuhan ekonomi dan bisa menjadi alat stabilitas makro ekonomi,” kata Yanuar.
Yanuar menegaskan, dalam jangka pendek yang harus dibenahi oleh SRO dan OJK yaitu pembenahan sistem liquidity provider. Menurut Yanuar, saat ini yang menjadi liquidity provifer sebagian besar adalah investor asing, ini membuat pasar saham Indonesia mudah dikendalikan.
Haryajid Ramelan, Ketua Asosisasi Analis Efek Indonesia, mengatakan pemerintah perlu lebih mengembangkan pasar modal Indonesia agar berkontribusi secara maksimal bagi perekonomian Indonesia. Apalagi, pasar modal memiliki dua fungsi utama bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Pertama, fungsi ekonomi. Pasar modal mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang kelebihkan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana. Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, modal kerja, dan memperbaiki struktur keuangan. Kedua, fungsi keuangan. Pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal hasil (return) bagi pemilik dana. Dengan kata lain, pasar modal dapat menjadi sarana masyarakat untuk meningkatkan penghasilan.
Haryajid menilai, peran pasar modal terhadap perekonomian di Indonesia masih sangat minim apabila dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Hal ini ditunjukkan, bahwa rasio kapitalisasi pasar terhadap GDP Indonesia selama 2009-2011 secara rata-rata hanya mencapai 45%. Jauh dibandingkan Singapura yang mencapai 235%, Malaysia 156%, Filipina 87%, dan Thailand 75%.
Kondisi ini tidak dapat dielakkan karena sekitar 80% pendanaan usaha di Indonesia berasal dari perbankan. Artinya, perbankan masih menjadi andalan dalam pendanaan usaha.
Potensi Besar
Meski demikian, Haryajid menilai, pasar modal Indonesia masih memiliki potensi yang besar untuk terus tumbuh dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian Indonesia. Sejak 2005 hingga saat ini kapitalisasi pasar Indonesia tumbuh 474,78% menjadi Rp 4.605,47 triliun dari Rp 801,25 triliun.
Nilai transaksi harian yang mencerminkan tumbuh 229,3% jika tahun ini diasumsikan rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp 5,5 miliar. Haryajid menambah, return IHSG cukup yang cukup tinggi, menunjukkan bahwa investasi pada pasar modal dalam jangka panjang memberikan hasil investasi yang sangat baik jika dibandingkan dengan produk perbankan yang mengandalkan suku bunga dan sangat bergantung pada inflasi.
Pada kasus ini, pasar modal Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik pada beberapa waktu terakhir ini karena secara umum pasar modal Indonesia memiliki pertumbuhan yang sangat besar. Pertumbuhan yang baik ini mengindikasikan semakin baiknya peluang pendanaan usaha melalui pasar modal Indonesia.
Untuk dapat mendukung peran pasar modal terhadap perekonomian, PT Bursa Efek Indonesia sebagai satu-satunya bursa efek di Indonesia pun harus turut serta dalam melakukan upaya pada berbagai aspek guna menghadapi berbagai tantangan di antaranya, upaya meningkatkan likuiditas dan perbaikan sistem dan infrastruktur pasar modal menjadi prioritas utama.
Sosialisasi pasar modal di berbagai daerah kepada seluruh lapisan terwujud dalam berbagai bentuk diantaran sosialisasi go public bagi calon emiten, sosialisasi kepada calon investor dan media, dan lain-lain.
"Dengan meningkatnya peran serta pasar modal nantinya, maka revitalisasi dan pembangunan ekonomi dapat berlangsung lebih baik di masa depan sehingga dapat mendorong pertumbuhan dan daya saing ekonomi dalam jangka panjang," kata Haryajid.(*)
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/49168/Meningkatkan-Kontribusi-bagi-Ekonomi-nasional
No comments:
Post a Comment