Fee Based Income BRI Tumbuh 22,6%
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berhasil membukukan fee based income sebesar Rp 2,22 pada semester I 2013 atau tumbuh 22,6% dari periode yang sama tahu lalu. Menurut Direksi perseroan, pertumbuhan fee based income ini merupakan hasil dari pengembangan layanan e-banking beserta e-channel BRI yang dilakukan secara terus menerus.
Achmad Baiquini, Direktur Keuangan BRI, mengatakan perolehan fee based income perseroan masih didominasi dari biaya administrasi simpanan (Deposit Administration Fee) sebesar Rp 1,36 triliun atau tumbuh 16,9% dari periode yang sama tahun 2012 sebesar Rp 1,163 triliun. Kemudian disusul oleh transaksi elektronik banking sebesar Rp 277 miliar dan trade finance Rp 167 miliar dengan kontribusi masing-masing sebesar 12,49% serta 7,52%.
"Pertumbuhan fee based income dari transaksi e-banking juga merupakan yang tertinggi, yakni tumbuh 72,7% dari perode yang sama tahun lalu," ujar Baiquni.
"Pertumbuhan fee based income dari transaksi e-banking juga merupakan yang tertinggi, yakni tumbuh 72,7% dari perode yang sama tahun lalu," ujar Baiquni.
Menurut Baiquni, keberhasilan BRI untuk terus mengembangkan fee based income tidak terlepas dari pengembangan infrastruktur teknologi informasi (TI) dan fitur e-banking yang sampai saat ini mencapai 250 fitur, disertai dengan ekspansi e-channel dan outlet. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan dan mempermudah akses masyarakat kepada layanan perbankan.
Bank BRI baru-baru ini juga telah meluncurkan layanan baru bernama T-bank bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). BRI menargetkan fee based income sebesar Rp 75 miliar dari layanan baru tersebut.
Toni Soetirto, Direktur Konsumer Bank BRI, mengatakan financial inclusion yang digarap perusahaan merupakan sistem penyedia transaksi keuangan berbasis e-Money Server Based. Layanan ini menggunakan nomor handphone sebagai nomor rekening. Masyarakat dimudahkan mentransfer dan menerima uang tanpa harus memiliki buku tabungan.
"Jadi, penerimaan uang bisa melalui mesin automated teller machine (ATM) atau melalui agen T-bank yang ada," ujar Toni. Perseroan masih melakukan ujicoba hingga satu tahun ke depan. Untuk tahap selanjutnya, layanan branchless banking ini akan dilengkapi dengan fitur pembayaran tagihan dan pembelian pulsa, serta fitur belanja e-commerce.
Namun, masyarakat yang ingin menggunakan layanan ini harus memiliki saldo maksimal Rp 1 juta bagi rekening T-bank yang registrasinya melalui handphone. Masyarakat harus memiliki saldo sebesar Rp 5 juta yang melakukan transaksi dengan agen T-bank. Pada tahun pertama, BRI menargetkan rekening T-Bank akan mencapai 2 juta nomor handphone.
Target nasabah yang menggunakan T-Bank umumnya adalah masyarakat yang selama ini susah mendapatkan jasa pelayanan bank. Pasalnya, layanan ini merupakan bagian dari usaha perseroan untuk menyentuh masyarakat diberbagai sektor. "Semakin banyak nasabah yang menggunakan T-Bank tentunya fee based income akan semakin bertambah," ujar dia.
Per Juni 2013, total fee based income yang diraup BNI mencapai Rp 4,5 triliun atau naik 22% dibanding Juni 2012. Sebanyak 57% dari pendapatan non bunga berasal dari recurring fee dengan kontribusi terbesar berasal dari biaya rekening, bisnis kartu, dan surat berharga.
Sementara itu, fee based income yang diterima PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 16,8% menjadi Rp 3,4 triliun. Kontribusi fee transaksi terhadap fee based BCA mencapai 88%. (*)
No comments:
Post a Comment