Profitabilitas BTPN Menarik Minat Investor Asing
BY DANNY WIJAYA, DRAJAD SATRIO PURNOMO & RIVKI MAULANA
JAKARTA – Kinerja PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) yang solid selama beberapa tahun terakhir menjadi pertimbangan investor asing untuk mengakuisisi saham bank tersebut. Menurut Departemen Riset Finance Today, tingkat profitabilitas BTPN yang mencapai 29,7% atau tertinggi kedua di industri perbankan menjadi daya tarik bagi investor.
Departemen Riset Finance Today menilai, rencana Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd untuk mengakuisisi 71,6% saham BTPN yang dimiliki oleh TPG Capital ditopang oleh pertimbangan kinerja bank tersebut yang terus meningkat. Sejak diakuisisi TPG Capital pada Maret 2008 hingga akhir 2012, perseroan mencatat rata-rata pertumbuhan pendapatan 35% dan laba bersih 41,6% per tahun berdasarkan compounded annual growth rate (CAGR).
Departemen Riset Finance Today menilai, rencana Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd untuk mengakuisisi 71,6% saham BTPN yang dimiliki oleh TPG Capital ditopang oleh pertimbangan kinerja bank tersebut yang terus meningkat. Sejak diakuisisi TPG Capital pada Maret 2008 hingga akhir 2012, perseroan mencatat rata-rata pertumbuhan pendapatan 35% dan laba bersih 41,6% per tahun berdasarkan compounded annual growth rate (CAGR).
Tingginya pertumbuhan laba bersih menunjukkan upaya efisiensi di tengah pertumbuhan BTPN. Pertumbuhan pendapatan dan laba BTPN selain didukung oleh modal dari TPG Capital juga didorong oleh fokus bank ini ke segmen pensiunan serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Segmen ini memiliki permintaan kredit dan imbal hasil yang tinggi, sehingga menawarkan profitabilitas lebih baik dibanding segmen kredit lain.
Profitabilitas BTPN yang diukur dari imbal hasil atas ekuitas pemegang saham return on common equity (ROCE) mencapai 29,6%, tertinggi kedua setelah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Tingginya profitabilitas BTPN ditopang oleh net interest margin (NIM) yang mencapai 13%, lebih tinggi dibanding rata-rata industri yang sebesar 5,5%.
Menurut data historis, BTPN juga mencatat kinerja yang baik dibandingkan dengan bank lain yang mempunyai aset yang relatif sama. Selain menawarkan profitabilitas lebih tinggi, BTPN memiliki kualitas aset yang lebih baik. Hal ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan(NPL) BTPN yang sebesar 0,57% atau lebih rendah dibanding NPL industri 1,87%.
Pasca pengumuman rencana pembelian BTPN oleh Mitsubishi, saham BTPN pada penutupan perdagangan Kamis menguat 3,7% ke level Rp 4.825 dibanding hari sebelumnya. Sejak 10 Maret 2008 hingga 7 Maret 2012, harga saham BTPN sudah mencatat peningkatan 884,69% atau naik hampir sembilan kali lipat. Nilai saham BTPN milik TPG diestimasi mencapai US$ 1,6 miliar.
Anika Faisal, Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan BTPN, mengakui lock up period TPG capital selaku pemilik 71,6% saham BTPN berakhir pada Maret tahun ini. Namun, ia belum mendapat informasi mengenai rencana Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ membeli saham BTPN dari TPG. “Perlu dipahami bahwa hal tersebut (pembelian saham BTPN) merupakan kewenangan penuh pemegang saham,” kata Anika kepada Finance Today.
Ia menjelaskan, menajemen BTPN sesuai dengan tanggung jawabnya akan fokus pada pengembangan kinerja perusahaan. Perseroan tetap komitmen fokus pada pasar masyarakat berpenghasilan rendah, usaha mikro dan kecil (mass market), serta pensiunan. Saat ini BTPN telah melayani lebih dari 1,8 juta nasabah, melalui jaringan kantor yang telah beroperasi secara online realtime, yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
Tahun lalu, DBS Group Holdings Ltd juga mengungkapkan niatnya untuk mengakuisisi 67,37% saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) yang dimiliki oleh Fullerton Financial Holdings Ltd. Namun, hingga saat ini rencana akuisisi tersebut belum tuntas karena Bank Indonesia belum memberikan izin atas transaksi akusisi Danamon oleh DBS.
Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/8/2012 menyebutkan, BI membatasi kepemilikan saham mayoritas perbankan untuk investor individu dan keluarga sebesar 20%, institusi non-keuangan 30%, dan institusi keuangan sebesar 40%. Badan hukum lembaga keuangan atau bank dapat memiliki saham di bank lokal lebih dari 40% selama memperoleh persetujuan Bank Indonesia dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Vera Eve Lim, Direktur dan Chief Financial Officer Bank Danamon, mengatakan perseroan masih menunggu keputusan bank sentral mengenai akuisisi tersebut. "Kami masih menunggu kabar dari Bank Indonesia, mudah-mudahan cepat selesai," kata Vera kepada Finance Today.
Minat Tinggi
Purbaya Yudi Sadewa, Kepala Ekonom Danareksa Institute, mengatakan minat investor asing untuk memiliki bank di Indonesia masih sangat tinggi. Tingkat margin perbankan nasional yang lebih tinggi dibanding perbankan di ASEAN menjadi salah satu alasannya. "Mereka pasti akan banyak memburu bank di Indonesia karena margin tinggi,” kata Purbaya.
Ia menyarankan agar Bank Indonesia selaku otoritas perbankan mendorong perbankan meningkatkan efesiensi sehingga bunga kredit turun dan cost of fund yang dikeluarkan bank semakin rendah. Selain itu, desain Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan berbagai aturan Bank Indonesia mengenai konsolidasi perbankan sebaiknya jangan diarahkan untuk mengurangi jumlah bank dengan aturan permodalan.
"Dengan aturan tambahan modal bagi bank-bank kecil justru akan mendorong investor asing menguasai perbankan di Indonesia," kata Purbaya. Desain perbankan harus disesuaikan dengan mekanisme pasar agar setiap bank menyesuaikan ekspansi bisnis dengan kapasitas modalnya.
Agustinus Prasetyantoko, Pengamat Ekonomi Universitas Katolik Atma Jaya, mengatakan investor asing melihat kinerja perbankan di Indonesia yang atraktif cukup potensial mendatangkan keuntungan. Penetrasi perbankan yang masih minim dan jumlah penduduk yang besar memberikan peluang bagi bank-bank asing untuk meningkatkan pembiayaan.
Hingga saat ini, penetrasi perbankan Indonesia baru mencapai 31% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut lebih rendah dibanding penetrasi perbankan di negara kawasan yang sudah di atas 50%. Rencana Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membatasi ruang gerak asing untuk memiliki anak usaha bank maupun kegiatan operasional usahanya dalam RUU Perbankan, tidak akan menyurutkan langkah mereka untuk berinvestasi di perbankan Indonesia.
Namun, RUU Perbankan patut diapresiasi karena melindungi kepentingan bank lokal. Kepemilikan bank asing di Indonesia yang terlalu liberal perlu direvisi. “Bisnis bank itu penuh regulasi yang tinggi. Saya kira wajar dalam suatu negara melindungi kepentingan bank nasional,” ujar Prasetyantoko.
Hary Azhar Azis, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, mengatakan DPR belum memastikan besaran angka pembatasan kepemilikan asing di industri perbankan karena sampai saat ini masih mencari titik tengah. "Belum dapat dipastikan apakah investor asing hanya boleh memiliki (saham bank) 25% atau 49%,” ujar Harry. (*)
Agustinus Prasetyantoko, Pengamat Ekonomi Universitas Katolik Atma Jaya, mengatakan investor asing melihat kinerja perbankan di Indonesia yang atraktif cukup potensial mendatangkan keuntungan. Penetrasi perbankan yang masih minim dan jumlah penduduk yang besar memberikan peluang bagi bank-bank asing untuk meningkatkan pembiayaan.
Hingga saat ini, penetrasi perbankan Indonesia baru mencapai 31% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut lebih rendah dibanding penetrasi perbankan di negara kawasan yang sudah di atas 50%. Rencana Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membatasi ruang gerak asing untuk memiliki anak usaha bank maupun kegiatan operasional usahanya dalam RUU Perbankan, tidak akan menyurutkan langkah mereka untuk berinvestasi di perbankan Indonesia.
Namun, RUU Perbankan patut diapresiasi karena melindungi kepentingan bank lokal. Kepemilikan bank asing di Indonesia yang terlalu liberal perlu direvisi. “Bisnis bank itu penuh regulasi yang tinggi. Saya kira wajar dalam suatu negara melindungi kepentingan bank nasional,” ujar Prasetyantoko.
Hary Azhar Azis, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, mengatakan DPR belum memastikan besaran angka pembatasan kepemilikan asing di industri perbankan karena sampai saat ini masih mencari titik tengah. "Belum dapat dipastikan apakah investor asing hanya boleh memiliki (saham bank) 25% atau 49%,” ujar Harry. (*)
Kemarahan publik di Eropa terkait penghasilan para eksekutif perbankan akhirnya akan berkekuatan hukum. Parlemen Eropa dan nyaris semua menteri keuangan Uni Eropa berencana membatasi bonus bagi bankir. Sebanyak 68% dari pemilih Swiss mendukung inisiatif referendum melarang “parasut emas” – insentif bagi eksekutif bank.
Masyarakat yang sudah kesal, politisi yang ingin tampil serta penentu kebijakan jarang satu suara, dan masalah ini menjadi titik tolaknya. Kita sepakat bahwa masyarakat sudah tidak tahan lagi dengan perilaku bankir.
Pada dasawarsa lalu, bankir-bankir bank besar menjerumuskan dunia ke dalam resesi ekonomi terdalam sejak 1930-an, dan perusahaan mereka harus diselamatkan dengan uang para wajib pajak. Namun bankir yang bertanggung jawab tidak ikut merasakan dampaknya. Bahkan sebagian besar bankir masih menduduki posisinya dan tetap mendapat bonus yang tinggi.
Namun di sisi lain, sesuai “rantai makanan” kapitalis, para pekerja harus rela diberhentikan atau penghasilannya dipotong. Para eksekutif yang bertemu di Davos mengatakan kondisi global sedang sulit dan semua orang harus berkorban. Pasti, kata menteri-menteri keuangan Eropa, itulah sebabnya pemerintah harus memangkas anggaran layanan publik dan menaikkan pajak.
Yang luar biasa adalah betapa perlawanan terhadap kapitalisme sangat kecil, terlihat dari banyaknya pihak yang sebenarnya bertanggung jawab terhadap krisis 2008 bisa melenggang. Jika kebijakan benar-benar berpihak pada kepentingan masyarakat, maka kebijakan harus dirancang dengan hati-hati, bukan hanya untuk menampung aspirasi kemarahan publik.
Pertanyaan pertama adalah apakah bijaksana bagi pemerintah menetapkan kebijakan bagaimana perusahaan membayar gaji para eksekutifnya. Ada perbedaan krusial antara bank dan lembaga keuangan yang menikmati subsidi pemerintah secara implisit dengan perusahaan biasa lainnya. Bank dan lembaga keuangan berpotensi menerima bailout jika mengalami masalah, namun perusahaan lain tidak.
Reformasi regulasi telah mengurangi subsidi bagi bank, namun tidak menghapuskannya. Jika wajib pajak terekspos terhadap kerugian, regulator tidak hanya harus memantau dan membatasi risiko yang diambil bank, namun memang sudah kewajibannya. Kewajiban regulator ini termasuk meregulasi struktur gaji, karena hal ini mempengaruhi risiko yang diambil bank.
Tambah Modal
Bukankah membatasi bonus bagi bankir bertujuan ke sana? Belum tentu. Pertama, parlemen Eropa berkeras ingin membatasi bonus dengan kompensasi menyetujui aturan internasional mengenai permodalan bank. Mewajibkan bank menambah modal merupakan cara terbaik dan termudah mengurangi subsidi perbankan dan insentif mengambil keputusan berisiko.
Aturan baru tersebut belum sampai berlaku penuh. Bukannya menegakkan aturan, parlemen justru ingin melonggarkannya dengan kompensasi pembatasan bonus bagi bankir. Parlemen ingin membatasi bonus menjadi 100% terhadap gaji, atau 200% jika disetuju
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/41841/Menggugat-Bonus-Eksekutif-Bank-Besar
08 MAR 2013 | COAL
Rencana Penerbitan Obligasi Berau Belum Final
BY NOVAN DWI PUTRANTO & RAHMAWATI
JAKARTA – PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), anak usaha Bumi Plc, masih mengkaji penerbitan obligasi yang akan digunakan untuk melunasi obligasi 2010 yang jatuh tempo 2015 senilai US$ 450 juta dengan kupon 12,5%. Manajemen Berau sedang menghitung apakah perlu mengambil langkah call option yang akan jatuh pada Juni 2013 atau tidak.
Eko Santoso Budianto, Direktur Utama Berau Coal, mengatakan manajemen belum bisa memutuskan rencana penerbitan obligasi dalam waktu dekat. "Saat ini kami melihat ada kesempatan untuk obligasi, untuk call option obligasi yang jatuh tempo 2015. Hingga kini belum kami putuskan,” kata Eko, Kamis.
Menurut perhitungan Departemen Riset Finance Today, dengan menggunakan asumsi jumlah obligasi yang diterbitkan Berau Coal sebesar US$ 500 juta, utang kena bunga Berau justru akan meningkat 53% menjadi US$ 1,44 miliar. Rasio penggunaan utang berbunga juga akan naik 1,27 kali menjadi 3,66 kali.
Utang kena bunga Berau sebelumnya berasal dari penerbitan senior notes dan sewa pembiayaan.Senior notes diterbitkan Berau dua kali, yakni Juli 2010 dan Maret 2012, masing-masing bernilai US$ 450 juta dan US$ 500 juta.
Manajemen memperkirakan jika obligasi diterbitkan pada kuartal I 2013, bunga obligasi yang diperoleh bisa lebih rendah dari bunga senior notes. Bunga obligasi sekitar 7,5%, sedangkan bungasenior notes sekitar 7,5%-12,5%.
Departemen Riset Finance Today menilai tetap akan terjadi kenaikan beban bunga meski bunga obligasi yang akan diterbitkan tahun ini lebih rendah dari senior notes. Beban bunga dapat meningkat sebesar 39% menjadi US$ 134 juta.
Per September 2012, beban bunga Berau US$ 96 juta atau 38,6% dari laba usaha yang diperoleh. Beban bunga merupakan salah satu penggerus profitabilitas Berau pada periode itu. Selama sembilan bulan pertama 2012, Berau mengalami rugi bersih US$ 33 juta.
Menurut Riset Finance Today, dengan adanya beban bunga tambahan, profitabilitas Berau berisiko semakin tertekan.Rencana penerbitan obligasi tahun ini sebelumnya diungkapkan Rosan P Roeslani, mantan Direktur Utama Berau. Saat itu, Rosan mengatakan Berau berencana menerbitkan obligasi dengan nilai di bawah US$ 500 juta.
Sementara itu, PT Indika Energy Tbk (INDY), emiten pertambangan dan energi terintegrasi, justru dinilai perlu mempercepat pelunasan obligasi 2009 daripada membiarkan obligasi tersebut menambah beban bunga perseroan. Menurut Departemen Riset Finance Today pelunasan obligasi diperlukan menyusul pelunasan utang Indika kepada sejumlah bank dengan total nilai US$ 235 juta setelah menerbitkan surat utang US$ 500 juta awal Februari 2013.
Departemen Riset Finance Today menilai jika penerbitan obligasi 2013 US$ 500 juta baru digunakan untuk melunasi pinjaman ke sejumlah bank, rasio utang kena bunga terhadap ekuitas akan meningkat sebesar 0,27 kali menjadi 1,55 kali.
Apabila perseroan segera melunasi obligasi tahun 2009 sebesar US$ 230 juta, rasio utang kena bunga terhadap ekuitas hanya meningkat 0,04 kali menjadi 1,27 kali. Peningkatan rasio utang kena bunga terhadap ekuitas, secara otomatis akan meningkatkan beban bunga yang harus dibayar.
Dengan menggunakan asumsi rata-rata LIBOR 2012 sebesar 0,43%, beban bunga atas pinjaman bank yang direstrukturisasi sekitar US$ 8,4 juta per tahun. Beban bunga atas obligasi 2009 mencapai US$ 30,8 juta per tahun. Sementara beban bunga yang harus dibayar atas obligasi 2013 mencapai US$ 31,9 juta per tahun.
Wisnu Wardhana, Wakil Direktur Utama Indika, mengatakan dana hasil penjualan obligasi diperuntukkan membayar pinjaman jangka pendek. "Kami juga ingin mempercepat pelunasan obligasi 2016," kata Wisnu melalui pesan singkat kepada Finance Today.
Eko Santoso Budianto, Direktur Utama Berau Coal, mengatakan manajemen belum bisa memutuskan rencana penerbitan obligasi dalam waktu dekat. "Saat ini kami melihat ada kesempatan untuk obligasi, untuk call option obligasi yang jatuh tempo 2015. Hingga kini belum kami putuskan,” kata Eko, Kamis.
Menurut perhitungan Departemen Riset Finance Today, dengan menggunakan asumsi jumlah obligasi yang diterbitkan Berau Coal sebesar US$ 500 juta, utang kena bunga Berau justru akan meningkat 53% menjadi US$ 1,44 miliar. Rasio penggunaan utang berbunga juga akan naik 1,27 kali menjadi 3,66 kali.
Utang kena bunga Berau sebelumnya berasal dari penerbitan senior notes dan sewa pembiayaan.Senior notes diterbitkan Berau dua kali, yakni Juli 2010 dan Maret 2012, masing-masing bernilai US$ 450 juta dan US$ 500 juta.
Manajemen memperkirakan jika obligasi diterbitkan pada kuartal I 2013, bunga obligasi yang diperoleh bisa lebih rendah dari bunga senior notes. Bunga obligasi sekitar 7,5%, sedangkan bungasenior notes sekitar 7,5%-12,5%.
Departemen Riset Finance Today menilai tetap akan terjadi kenaikan beban bunga meski bunga obligasi yang akan diterbitkan tahun ini lebih rendah dari senior notes. Beban bunga dapat meningkat sebesar 39% menjadi US$ 134 juta.
Per September 2012, beban bunga Berau US$ 96 juta atau 38,6% dari laba usaha yang diperoleh. Beban bunga merupakan salah satu penggerus profitabilitas Berau pada periode itu. Selama sembilan bulan pertama 2012, Berau mengalami rugi bersih US$ 33 juta.
Menurut Riset Finance Today, dengan adanya beban bunga tambahan, profitabilitas Berau berisiko semakin tertekan.Rencana penerbitan obligasi tahun ini sebelumnya diungkapkan Rosan P Roeslani, mantan Direktur Utama Berau. Saat itu, Rosan mengatakan Berau berencana menerbitkan obligasi dengan nilai di bawah US$ 500 juta.
Sementara itu, PT Indika Energy Tbk (INDY), emiten pertambangan dan energi terintegrasi, justru dinilai perlu mempercepat pelunasan obligasi 2009 daripada membiarkan obligasi tersebut menambah beban bunga perseroan. Menurut Departemen Riset Finance Today pelunasan obligasi diperlukan menyusul pelunasan utang Indika kepada sejumlah bank dengan total nilai US$ 235 juta setelah menerbitkan surat utang US$ 500 juta awal Februari 2013.
Departemen Riset Finance Today menilai jika penerbitan obligasi 2013 US$ 500 juta baru digunakan untuk melunasi pinjaman ke sejumlah bank, rasio utang kena bunga terhadap ekuitas akan meningkat sebesar 0,27 kali menjadi 1,55 kali.
Apabila perseroan segera melunasi obligasi tahun 2009 sebesar US$ 230 juta, rasio utang kena bunga terhadap ekuitas hanya meningkat 0,04 kali menjadi 1,27 kali. Peningkatan rasio utang kena bunga terhadap ekuitas, secara otomatis akan meningkatkan beban bunga yang harus dibayar.
Dengan menggunakan asumsi rata-rata LIBOR 2012 sebesar 0,43%, beban bunga atas pinjaman bank yang direstrukturisasi sekitar US$ 8,4 juta per tahun. Beban bunga atas obligasi 2009 mencapai US$ 30,8 juta per tahun. Sementara beban bunga yang harus dibayar atas obligasi 2013 mencapai US$ 31,9 juta per tahun.
Wisnu Wardhana, Wakil Direktur Utama Indika, mengatakan dana hasil penjualan obligasi diperuntukkan membayar pinjaman jangka pendek. "Kami juga ingin mempercepat pelunasan obligasi 2016," kata Wisnu melalui pesan singkat kepada Finance Today.
Pendanaan Eksternal
Supriatna Suhala, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara, mengatakan perkembangan bisnis perusahaan batu bara di Indonesia tumbuh sangat pesat terlebih saat harga batu bara mengalami kenaikan cukup signifikan pada 2010-2011. Kondisi tersebut membuat kemudahan perusahaan dalam mencari pendanaan eksternal.
“Tapi itu juga tergantung likuiditas di pasar keuangan. Bagaimana mencari pembiayaan juga bisa jadi kunci strategi perusahaan,” kata dia kepada Finance Today.
Menurut Supriatna, bisnis batu bara saat ini masih dinilai sebagai bisnis yang akan terus bertahan karena terkait dengan kebutuhan energi. Hal inilah yang dinilai menjadi pertimbangan pasar keuangan siap memberikan pendanaan kepada perusahaan-perusahaan tambang.
Dia menuturkan kemudahan pencarian modal harus diimbangi dengan pemilihan investasi yang lebih selektif untuk mendukung daya saing dan kelangsungan bisnis perusahaan. Dengan harga batu bara saat ini, banyak perusahaan harus bersaing di pasar yang ketat dengan suplai yang melimpah. “Harga itu ditentukan pasar, tapi profitabilitas ditentukan oleh strategi perusahaan bersangkutan,” tandas dia. (*)
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/41818/Rencana-Penerbitan-Obligasi-Berau-Belum-Final
08 MAR 2013 | NEWS UPDATES
Bursa Global Menguat, IHSG Berpotensi Naik Lebih Tinggi
BY DANNY WIJAYA
Maraknya sentimen positif di bursa global berpotensi kembali mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik ke level tertinggi. Belakangan ini pembelian investor asing tampak cukup kuat menahan tekanan jual investor domestik. Total net buy sejak awal tahun telah mencapai Rp 20,3 triliun.
• FTSE 100 Inggris 0,18%. DAX Jerman 0,26%. CAC Perancis 0,53%
• Dow Jones 0.23%, S&P 500 0,18 %, Nasdaq 0,30%
• Pagi ini Nikkei dibuka menguat 1,33%
Harga Komoditas
o Minyak Brent 110,84 US$ /barel (-0,28%)
o Emas US$ 1.579,45/ons (0,03%)
o Nikel US$ 16.586 /metrik ton (0,75%)
o Batubara US$ 92,35 metrik ton (-0,43%)
o CPO/Kelapa Sawit RM 2.433(1,42%)
Kurs Rupiah
o Dolar Amerika Serikat: Rp 9.688 (0,07%)
o Poundsterling Inggris: Rp 14.556 (0,00%)
o Euro: Rp 12.688 (-0,49%)
o Dolar Australia: Rp 9.935 (0,24%).
o Yen Jepang: Rp 101,99 (1,20%)
Bursa Asia
Bursa Asia menguat ditopang sentimen positif perekonomian Jepang dan AS.
Indeks MSCI Asia Pacific menguat 0,3% ke level 135 poin. Kenaikan indeks MSCI ditopang oleh penguatan Nikkei 1,33% pagi ini. Penguatan saham Jepang ini melanjutkan penguatan yang terjadi selama enam hari perdagangan sebelumnya.
Sentimen di bursa Jepang didorong ekspektasi Jepang akan mengambil kebijakan stimulus yang agresif. Selain itu rilis data GDP Jepang selama kuartal IV tahun lalu menunjukkan perekonomian Jepang mengalami pertumbuhan 0,2%.
Penguatan bursa Asia akhir-akhir ini tidak hanya terjadi pada bursa utama Asia, tapi juga terjadi di bursa Thailand.
Indeks acuan saham Thailand bulan lalu menguat 4,6% meskipun di tengah aksi jual bersih (net sell) asing yang mencapai US$ 583 juta, level tertinggi diantara 10 negara Asia yang dikompilasi Bloomberg. Penguatan ini ditopang oleh aksi beli investor domestik US$ 611 juta.
Bursa Amerika
Indeks Dow kembali memecahkan rekor tertinggi untuk ketiga kalinya seiring turunnya klaim tunjangan pengangguran AS.
Indeks Dow naik 0,2% ke level 14.329 poin sedangkan Standard & Poors naik 0,2%.
Sentimen positif di bursa AS setelah data menunjukkan penurunan jumlah pengangguran sebanyak 7.000 klaim menjadi 340.000.
Penurunan ini seiring tumbuhnya perekonomian Jepang meningkatkan keyakinan investor bahwa proses pemulihan perekonomian global mulai menunjukkan peningkatan.
Kemarin untuk pertama kalinya dolar AS menguat seiring dengan pergerakan ekuitas global. Selama empat tahun terakhir biasanya pergerakan dolar AS menguat saat pasar ekuitas melemah seiring investor mencari investor safe haven.
Menurut Deutsche Bank Australia, penguatan ini ditopang oleh data fundamental perekonomian AS yang cukup solid.
DISCLAIMERS OF WARRANTIES AND LIMITATIONS ON LIABILITY. YOU AGREE THAT YOUR ACCESS TO, AND USE OF, THE SERVICES AND THE CONTENT AVAILABLE THROUGH THE SERVICES IS ON AN "AS- IS", "AS AVAILABLE" BASIS AND WE SPECIFICALLY DISCLAIM ANY REPRESENTATIONS OR WARRANTIES, EXPRESS OR IMPLIED, INCLUDING, WITHOUT LIMITATION, ANY REPRESENTATIONS OR WARRANTIES OF MERCHANTABILITY OR FITNESS FOR A PARTICULAR PURPOSE. WE DO NOT GIVE TAX OR INVESTMENT ADVICE OR ADVOCATE THE PURCHASE OR SALE OF ANY SECURITY OR INVESTMENT. YOU SHOULD ALWAYS SEEK THE ASSISTANCE OF A PROFESSIONAL FOR TAX AND INVESTMENT ADVICE. INDONESIA FINANCE TODAY AND ITS SUBSIDIARIES, AFFILIATES, SHAREHOLDERS, DIRECTORS, OFFICERS, EMPLOYEES AND LICENSORS ("THE IFT PARTIES") WILL NOT BE LIABLE (JOINTLY OR SEVERALLY) TO YOU OR ANY OTHER PERSON AS A RESULT OF YOUR ACCESS OR USE OF THE SERVICES FOR INDIRECT, CONSEQUENTIAL, SPECIAL, INCIDENTAL, PUNITIVE, OR EXEMPLARY DAMAGES, INCLUDING, WITHOUT LIMITATION, LOST PROFITS, LOST SAVINGS AND LOST REVENUES (COLLECTIVELY, THE "EXCLUDED DAMAGES"), WHETHER OR NOT CHARACTERIZED IN NEGLIGENCE, TORT, CONTRACT, OR OTHER THEORY OF LIABILITY, EVEN IF ANY OF THE IFT PARTIES HAVE BEEN ADVISED OF THE POSSIBILITY OF OR COULD HAVE FORESEEN ANY OF THE EXCLUDED DAMAGES, AND IRRESPECTIVE OF ANY FAILURE OF AN ESSENTIAL PURPOSE OF A LIMITED REMEDY. IF ANY APPLICABLE AUTHORITY HOLDS ANY PORTION OF THIS SECTION TO BE UNENFORCEABLE, THEN THE IFT PARTIES' LIABILITY WILL BE LIMITED TO THE FULLEST POSSIBLE EXTENT PERMITTED BY APPLICABLE LAW.
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/41843/Bursa-Global-Menguat-IHSG-Berpotensi-Naik-Lebih-Tinggi
News For Capital Market
How To Subscribe Online Indonesia Finance Today
Follow My Intstructions :
- Open on the web www.indonesiafinancetoday.com , please subscribe , enter your registration email address and password.
- After signing in , there will be " Welcome , Andi Gokugen " . To the right there is a " Account Information " please Click.
- Will appear account information , select to upgrade in Subcription package Online.
- Will appear invoice and payment, Pay Option : Visa/ Mastercard , and bank Transfer.
- And follow the instructions.
Payment can be made thru pay pal or by money transfer to PT. Gendaindo Perkasa . Fax me teh proor of payment to this numbe 6221 573 5418 attention Andi Rohandi.
Thnk you very much.....
Info by : andi.rohandi@indonesiafinancetoday.com
www.indonesiafinancetoday.com
27 FEB 2013 | NEWS UPDATES
Opening Bell 27/02: JCI May Gain
BY DANNY WIJAYA
· JCI is geared to gain today following positive sentiment from US consumer index data.
· FTSE 100 declined by 1.34 percent, DAX slid 2.27 percent and CAC dropped 2.67 percent.
· Dow Jones rose 0.84 percent, S&P 500 edged up by 0.61 percent and Nasdaq gained 0.43 percent.
· This morning Nikkei opened lower by 0.88 percent.
Commodities:
Brent US$ 112.74 / barrel (0.03 percent)
Gold US$ 1,612.90 / oz (down by 0.06 percent)
Nickel US$ 16,582.5 / metric ton (down by 0.37 percent)
Coal US$ 92.75 / metric ton (down by 0.64 percent)
CPO MYR 2,419 (down by 2.06 percent)
Gold US$ 1,612.90 / oz (down by 0.06 percent)
Nickel US$ 16,582.5 / metric ton (down by 0.37 percent)
Coal US$ 92.75 / metric ton (down by 0.64 percent)
CPO MYR 2,419 (down by 2.06 percent)
Currencies:
US Dollars: Rp 9,698 (0.09 percent)
British Pound: Rp 14,668 (0.38 percent)
Euro: Rp 12,659 (0.25 percent)
Australian Dollar: Rp 9,901 (0.66 percent).
Japanese Yen: Rp 105.64 (down by 0.14 percent)
British Pound: Rp 14,668 (0.38 percent)
Euro: Rp 12,659 (0.25 percent)
Australian Dollar: Rp 9,901 (0.66 percent).
Japanese Yen: Rp 105.64 (down by 0.14 percent)
Asian Markets:
The strengthening in opening trade was driven by rising US consumer confidence index to 69.6 points in February, exceeding the Bloomberg survey of 58.4 points. This increase showed US consumer has adjusted to higher tax. Negative sentiment from Italian debt sales caused investors to sell and take wait and see stance for further developments in the country.
The MSCI Asia Pacific Index fell 0.3 percent this morning. Nikkei slid 0.88 percent. Hang Seng rose 0.56 percent.
The MSCI Asia Pacific Index fell 0.3 percent this morning. Nikkei slid 0.88 percent. Hang Seng rose 0.56 percent.
US:
US stocks closed higher on yesterday's trading in response to favorable housing data and consumer confidence index. Standard & Poor's index rose 0.6 percent to 1,496 points after falling 1.8 percent on the previous day. Dow Jones advanced 0.8 percent to 13,900 points. Markets rose after new home sales data for January rose to its highest level since July 2008. (*)
DISCLAIMERS OF WARRANTIES AND LIMITATIONS ON LIABILITY. YOU AGREE THAT YOUR ACCESS TO, AND USE OF, THE SERVICES AND THE CONTENT AVAILABLE THROUGH THE SERVICES IS ON AN "AS- IS", "AS AVAILABLE" BASIS AND WE SPECIFICALLY DISCLAIM ANY REPRESENTATIONS OR WARRANTIES, EXPRESS OR IMPLIED, INCLUDING, WITHOUT LIMITATION, ANY REPRESENTATIONS OR WARRANTIES OF MERCHANTABILITY OR FITNESS FOR A PARTICULAR PURPOSE. WE DO NOT GIVE TAX OR INVESTMENT ADVICE OR ADVOCATE THE PURCHASE OR SALE OF ANY SECURITY OR INVESTMENT. YOU SHOULD ALWAYS SEEK THE ASSISTANCE OF A PROFESSIONAL FOR TAX AND INVESTMENT ADVICE. INDONESIA FINANCE TODAY AND ITS SUBSIDIARIES, AFFILIATES, SHAREHOLDERS, DIRECTORS, OFFICERS, EMPLOYEES AND LICENSORS ("THE IFT PARTIES") WILL NOT BE LIABLE (JOINTLY OR SEVERALLY) TO YOU OR ANY OTHER PERSON AS A RESULT OF YOUR ACCESS OR USE OF THE SERVICES FOR INDIRECT, CONSEQUENTIAL, SPECIAL, INCIDENTAL, PUNITIVE, OR EXEMPLARY DAMAGES, INCLUDING, WITHOUT LIMITATION, LOST PROFITS, LOST SAVINGS AND LOST REVENUES (COLLECTIVELY, THE "EXCLUDED DAMAGES"), WHETHER OR NOT CHARACTERIZED IN NEGLIGENCE, TORT, CONTRACT, OR OTHER THEORY OF LIABILITY, EVEN IF ANY OF THE IFT PARTIES HAVE BEEN ADVISED OF THE POSSIBILITY OF OR COULD HAVE FORESEEN ANY OF THE EXCLUDED DAMAGES, AND IRRESPECTIVE OF ANY FAILURE OF AN ESSENTIAL PURPOSE OF A LIMITED REMEDY. IF ANY APPLICABLE AUTHORITY HOLDS ANY PORTION OF THIS SECTION TO BE UNENFORCEABLE, THEN THE IFT PARTIES' LIABILITY WILL BE LIMITED TO THE FULLEST POSSIBLE EXTENT PERMITTED BY APPLICABLE LAW.
http://en.indonesiafinancetoday.com/read/29827/Opening-Bell-2702-JCI-May-Gain
27 FEB 2013 | NEWS UPDATES
27 FEB 2013 | NEWS UPDATES
Hari Ini IHSG Berpotensi Menguat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat seiring sentimen positif dari AS, terkait kenaikan indeks konsumennya, namun pergerakan indeks berpotensi dibayangi aksi profit taking seiring reli yang cukup panjang di bursa Indonesia dalam perdagangan akhir-akhir ini.
• FTSE 100 Inggris -1,34%. DAX Jerman -2,27%. CAC Perancis -2,67%
• Dow Jones 0,84%, S&P 500 0,61 %, Nasdaq 0,43%
• Pagi ini Nikkei dibuka melemah 0,88%
Bursa Asia
Perdagangan saham Asia sempat diawali dengan penguatan namun kemudian melemah pada perdagangan pagi ini seiring sentimen negatif dari Eropa.
Penguatan pada pembukaan perdagangan didorong oleh kenaikan indeks kepercayaan konsumen AS pada Februari menjadi 69,6 poin, melebihi survey Bloomberg sebesar 58,4 poin. Kenaikan ini menunjukkan konsumen AS telah menyesuaikan diri dengan kenaikan pajak. Selain itu, mulai pulihnya pasar perumahan AS juga menjadi faktor pendorong indeks kepercayaan konsumen.
Namun, penjualan utang jangka panjang pemerintah Italiahari ini membuat sebagian investor melakukan aksi jual dan bersifat wait and see untuk mencermati perkembangan lebih lanjut hasil penjualan surat utang ini.
Investor akan mencermati tingkat return yang dihasilkan dari penjualan surat utang Italia. Return yang lebih tinggi menunjukkan meningkatnya persepsi risiko terhadap perekonomian Italia dan berpotensi menghambat pemulihan ekonomi negara tersebut.
Indeks MSCI Asia Pacific pagi ini melemah 0,3%. Nikkei melemah 0,88%. Hang Seng menguat 0,56%.
Bursa Amerika
Saham-saham Amerika ditutup menguat pada perdagangan kemarin searing rilis data perumahan serta indeks keyakinan konsumen yang lebih tinggi dari ekspektasi analis.
Indeks Standard & Poors menguat 0,6% ke level 1.496 poin setelah pada perdagangan sehari sebelumnya melemah 1,8%. Indeks Dow Jones menguat 0,8% ke level 13.900 poin.
Saham-saham Amerika menguat setelah rilis data penjualan rumah baru pada bulan Januari naik ke level tertinggi sejak Juli 2008. Selain itu harga rumah di 20 kota besar AS sampai dengan Desember 2012 naik ke level tertinggi dalam enam tahun. Hal ini menjadi faktor naiknya indeks keyakinan konsumen AS.
Harga Komoditas
Minyak Brent US$ 112,74/barel (0,03%)
Emas US$ 1.612,90/ons (-0,06%)
Nikel US$ 16.582,5/metrik ton (-0,37%)
Batubara US$ 92,75 /metrik ton (-0,64%)\
CPO/Kelapa Sawit RM 2.419(-2,06%)
Kurs Rupiah
Dolar Amerika Serikat: Rp 9.698 (0,09%)
Poundsterling Inggris: Rp 14,668 ( 0,38%)
Euro: Rp 12.659 (0,25%)
Dolar Australia: Rp 9.901 (0,66%).
Yen Jepang: Rp 105,64 (-0,14%)
DISCLAIMERS OF WARRANTIES AND LIMITATIONS ON LIABILITY. YOU AGREE THAT YOUR ACCESS TO, AND USE OF, THE SERVICES AND THE CONTENT AVAILABLE THROUGH THE SERVICES IS ON AN "AS- IS", "AS AVAILABLE" BASIS AND WE SPECIFICALLY DISCLAIM ANY REPRESENTATIONS OR WARRANTIES, EXPRESS OR IMPLIED, INCLUDING, WITHOUT LIMITATION, ANY REPRESENTATIONS OR WARRANTIES OF MERCHANTABILITY OR FITNESS FOR A PARTICULAR PURPOSE. WE DO NOT GIVE TAX OR INVESTMENT ADVICE OR ADVOCATE THE PURCHASE OR SALE OF ANY SECURITY OR INVESTMENT. YOU SHOULD ALWAYS SEEK THE ASSISTANCE OF A PROFESSIONAL FOR TAX AND INVESTMENT ADVICE. INDONESIA FINANCE TODAY AND ITS SUBSIDIARIES, AFFILIATES, SHAREHOLDERS, DIRECTORS, OFFICERS, EMPLOYEES AND LICENSORS ("THE IFT PARTIES") WILL NOT BE LIABLE (JOINTLY OR SEVERALLY) TO YOU OR ANY OTHER PERSON AS A RESULT OF YOUR ACCESS OR USE OF THE SERVICES FOR INDIRECT, CONSEQUENTIAL, SPECIAL, INCIDENTAL, PUNITIVE, OR EXEMPLARY DAMAGES, INCLUDING, WITHOUT LIMITATION, LOST PROFITS, LOST SAVINGS AND LOST REVENUES (COLLECTIVELY, THE "EXCLUDED DAMAGES"), WHETHER OR NOT CHARACTERIZED IN NEGLIGENCE, TORT, CONTRACT, OR OTHER THEORY OF LIABILITY, EVEN IF ANY OF THE IFT PARTIES HAVE BEEN ADVISED OF THE POSSIBILITY OF OR COULD HAVE FORESEEN ANY OF THE EXCLUDED DAMAGES, AND IRRESPECTIVE OF ANY FAILURE OF AN ESSENTIAL PURPOSE OF A LIMITED REMEDY. IF ANY APPLICABLE AUTHORITY HOLDS ANY PORTION OF THIS SECTION TO BE UNENFORCEABLE, THEN THE IFT PARTIES' LIABILITY WILL BE LIMITED TO THE FULLEST POSSIBLE EXTENT PERMITTED BY APPLICABLE LAW.
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/41271/Hari-Ini-IHSG-Berpotensi-Menguat
25 FEB 2013 | MARKET TALKS
Domestic Stock Market Capitalization Exceeds Malaysia's
BY DONNY SUSILO & FIRDAUS NUR IMAN
JAKARTA – Indonesia’s stock market capitalization growth in January, 2013, exceeded Malaysia’s stock market capitalization, but is still one of the lowest among Asia Pacific nations. The market viewed that the quality of issuers and the number of large companies in the nation’s stock market is still below other stock exchanges in the region.
Based on data from the World Federation of Exchange, Indonesia’s stock market capitalization grew 7.6 percent in January, 2013, or worth Rp 4,386 trillion (US$ 451.76 billion). This growth is ranked at tenth place in Asia Pacific. The highest stock market capitalization growth is Thailand stock market’s 46.6 percent growth.
Indonesia’s stock market capitalization growth is also below the stock exchange growth of 41.3 percent in the Philippines, 20.1 percent in Hong Kong, 19.6 percent in Singapore, 16 percent in Shenzen China, 12.7 percent in Australia, 16 percent in Shanghai China and 15.9 percent in India. Meanwhile, the Malaysian stock exchange has 3.3 percent growth.
Director of Corporate Assessment at the Indonesia Stock Exchange (IDX) Hoesen said large capitalization companies still had low interest in conducting initial public offering (IPO). Therefore, IDX expects the government to intensify its efforts to urge large-scale companies such as state-owned enterprises to conduct IPO.
He also added that Indonesia’s market capitalization experienced high development and had already exceeded Malaysia’s market capitalization. “The current capital market value already exceeds 4,400, from 1,000 in 2008. It is now higher than Malaysia’s growth,” Hoesen said.
IDX wants to list 150 new issuers by 2017 to increase the number of investors in the capital market. Current investors are less than one percent of Indonesia’s population of around 230 million.
“Indonesia’s index is too expensive, and it hampers investors from entering the market. One way to counter this is by raising the supply in the market to achieve market liquidity and attract investors,” he said.
Buying
Data compiled by Finance Today’s Research Department shows Indonesia’s stock market capitalization growth at 8.45 percent year-to-date. The growth is reflected from increased foreign investors’ buying during daily transactions. This drives the current rising of the Jakarta Composite Index (JCI).
Analyst from PT Danpac Sekuritas Teuku Hendry Andrean said Indonesia still has large stock market growth space, based on the market capitalization towards gross domestic product (GDP) ratio of 50 percent. This is also supported by Indonesia’s solid economic fundamental. Meanwhile, Singapore’s market capitalization to GDP ratio is at 200 percent.
Meanwhile, Isakayoga, Executive Director of the Indonesian Issuers Association, said there are many companies in Indonesia that have stocks worthy of being listed in IDX. Indonesia also offers attractive economic growth. The stimulus from the Federal Reserve in the US may also drive domestic stock market capitalization growth in 2013. (*)
• FTSE 100 Inggris -1,34%. DAX Jerman -2,27%. CAC Perancis -2,67%
• Dow Jones 0,84%, S&P 500 0,61 %, Nasdaq 0,43%
• Pagi ini Nikkei dibuka melemah 0,88%
Bursa Asia
Perdagangan saham Asia sempat diawali dengan penguatan namun kemudian melemah pada perdagangan pagi ini seiring sentimen negatif dari Eropa.
Penguatan pada pembukaan perdagangan didorong oleh kenaikan indeks kepercayaan konsumen AS pada Februari menjadi 69,6 poin, melebihi survey Bloomberg sebesar 58,4 poin. Kenaikan ini menunjukkan konsumen AS telah menyesuaikan diri dengan kenaikan pajak. Selain itu, mulai pulihnya pasar perumahan AS juga menjadi faktor pendorong indeks kepercayaan konsumen.
Namun, penjualan utang jangka panjang pemerintah Italiahari ini membuat sebagian investor melakukan aksi jual dan bersifat wait and see untuk mencermati perkembangan lebih lanjut hasil penjualan surat utang ini.
Investor akan mencermati tingkat return yang dihasilkan dari penjualan surat utang Italia. Return yang lebih tinggi menunjukkan meningkatnya persepsi risiko terhadap perekonomian Italia dan berpotensi menghambat pemulihan ekonomi negara tersebut.
Indeks MSCI Asia Pacific pagi ini melemah 0,3%. Nikkei melemah 0,88%. Hang Seng menguat 0,56%.
Bursa Amerika
Saham-saham Amerika ditutup menguat pada perdagangan kemarin searing rilis data perumahan serta indeks keyakinan konsumen yang lebih tinggi dari ekspektasi analis.
Indeks Standard & Poors menguat 0,6% ke level 1.496 poin setelah pada perdagangan sehari sebelumnya melemah 1,8%. Indeks Dow Jones menguat 0,8% ke level 13.900 poin.
Saham-saham Amerika menguat setelah rilis data penjualan rumah baru pada bulan Januari naik ke level tertinggi sejak Juli 2008. Selain itu harga rumah di 20 kota besar AS sampai dengan Desember 2012 naik ke level tertinggi dalam enam tahun. Hal ini menjadi faktor naiknya indeks keyakinan konsumen AS.
Harga Komoditas
Minyak Brent US$ 112,74/barel (0,03%)
Emas US$ 1.612,90/ons (-0,06%)
Nikel US$ 16.582,5/metrik ton (-0,37%)
Batubara US$ 92,75 /metrik ton (-0,64%)\
CPO/Kelapa Sawit RM 2.419(-2,06%)
Kurs Rupiah
Dolar Amerika Serikat: Rp 9.698 (0,09%)
Poundsterling Inggris: Rp 14,668 ( 0,38%)
Euro: Rp 12.659 (0,25%)
Dolar Australia: Rp 9.901 (0,66%).
Yen Jepang: Rp 105,64 (-0,14%)
DISCLAIMERS OF WARRANTIES AND LIMITATIONS ON LIABILITY. YOU AGREE THAT YOUR ACCESS TO, AND USE OF, THE SERVICES AND THE CONTENT AVAILABLE THROUGH THE SERVICES IS ON AN "AS- IS", "AS AVAILABLE" BASIS AND WE SPECIFICALLY DISCLAIM ANY REPRESENTATIONS OR WARRANTIES, EXPRESS OR IMPLIED, INCLUDING, WITHOUT LIMITATION, ANY REPRESENTATIONS OR WARRANTIES OF MERCHANTABILITY OR FITNESS FOR A PARTICULAR PURPOSE. WE DO NOT GIVE TAX OR INVESTMENT ADVICE OR ADVOCATE THE PURCHASE OR SALE OF ANY SECURITY OR INVESTMENT. YOU SHOULD ALWAYS SEEK THE ASSISTANCE OF A PROFESSIONAL FOR TAX AND INVESTMENT ADVICE. INDONESIA FINANCE TODAY AND ITS SUBSIDIARIES, AFFILIATES, SHAREHOLDERS, DIRECTORS, OFFICERS, EMPLOYEES AND LICENSORS ("THE IFT PARTIES") WILL NOT BE LIABLE (JOINTLY OR SEVERALLY) TO YOU OR ANY OTHER PERSON AS A RESULT OF YOUR ACCESS OR USE OF THE SERVICES FOR INDIRECT, CONSEQUENTIAL, SPECIAL, INCIDENTAL, PUNITIVE, OR EXEMPLARY DAMAGES, INCLUDING, WITHOUT LIMITATION, LOST PROFITS, LOST SAVINGS AND LOST REVENUES (COLLECTIVELY, THE "EXCLUDED DAMAGES"), WHETHER OR NOT CHARACTERIZED IN NEGLIGENCE, TORT, CONTRACT, OR OTHER THEORY OF LIABILITY, EVEN IF ANY OF THE IFT PARTIES HAVE BEEN ADVISED OF THE POSSIBILITY OF OR COULD HAVE FORESEEN ANY OF THE EXCLUDED DAMAGES, AND IRRESPECTIVE OF ANY FAILURE OF AN ESSENTIAL PURPOSE OF A LIMITED REMEDY. IF ANY APPLICABLE AUTHORITY HOLDS ANY PORTION OF THIS SECTION TO BE UNENFORCEABLE, THEN THE IFT PARTIES' LIABILITY WILL BE LIMITED TO THE FULLEST POSSIBLE EXTENT PERMITTED BY APPLICABLE LAW.
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/41271/Hari-Ini-IHSG-Berpotensi-Menguat
25 FEB 2013 | MARKET TALKS
• Dow Jones 0,84%, S&P 500 0,61 %, Nasdaq 0,43%
• Pagi ini Nikkei dibuka melemah 0,88%
Bursa Asia
Perdagangan saham Asia sempat diawali dengan penguatan namun kemudian melemah pada perdagangan pagi ini seiring sentimen negatif dari Eropa.
Penguatan pada pembukaan perdagangan didorong oleh kenaikan indeks kepercayaan konsumen AS pada Februari menjadi 69,6 poin, melebihi survey Bloomberg sebesar 58,4 poin. Kenaikan ini menunjukkan konsumen AS telah menyesuaikan diri dengan kenaikan pajak. Selain itu, mulai pulihnya pasar perumahan AS juga menjadi faktor pendorong indeks kepercayaan konsumen.
Namun, penjualan utang jangka panjang pemerintah Italiahari ini membuat sebagian investor melakukan aksi jual dan bersifat wait and see untuk mencermati perkembangan lebih lanjut hasil penjualan surat utang ini.
Investor akan mencermati tingkat return yang dihasilkan dari penjualan surat utang Italia. Return yang lebih tinggi menunjukkan meningkatnya persepsi risiko terhadap perekonomian Italia dan berpotensi menghambat pemulihan ekonomi negara tersebut.
Indeks MSCI Asia Pacific pagi ini melemah 0,3%. Nikkei melemah 0,88%. Hang Seng menguat 0,56%.
Bursa Amerika
Saham-saham Amerika ditutup menguat pada perdagangan kemarin searing rilis data perumahan serta indeks keyakinan konsumen yang lebih tinggi dari ekspektasi analis.
Indeks Standard & Poors menguat 0,6% ke level 1.496 poin setelah pada perdagangan sehari sebelumnya melemah 1,8%. Indeks Dow Jones menguat 0,8% ke level 13.900 poin.
Saham-saham Amerika menguat setelah rilis data penjualan rumah baru pada bulan Januari naik ke level tertinggi sejak Juli 2008. Selain itu harga rumah di 20 kota besar AS sampai dengan Desember 2012 naik ke level tertinggi dalam enam tahun. Hal ini menjadi faktor naiknya indeks keyakinan konsumen AS.
Harga Komoditas
Minyak Brent US$ 112,74/barel (0,03%)
Emas US$ 1.612,90/ons (-0,06%)
Nikel US$ 16.582,5/metrik ton (-0,37%)
Batubara US$ 92,75 /metrik ton (-0,64%)\
CPO/Kelapa Sawit RM 2.419(-2,06%)
Kurs Rupiah
Dolar Amerika Serikat: Rp 9.698 (0,09%)
Poundsterling Inggris: Rp 14,668 ( 0,38%)
Euro: Rp 12.659 (0,25%)
Dolar Australia: Rp 9.901 (0,66%).
Yen Jepang: Rp 105,64 (-0,14%)
DISCLAIMERS OF WARRANTIES AND LIMITATIONS ON LIABILITY. YOU AGREE THAT YOUR ACCESS TO, AND USE OF, THE SERVICES AND THE CONTENT AVAILABLE THROUGH THE SERVICES IS ON AN "AS- IS", "AS AVAILABLE" BASIS AND WE SPECIFICALLY DISCLAIM ANY REPRESENTATIONS OR WARRANTIES, EXPRESS OR IMPLIED, INCLUDING, WITHOUT LIMITATION, ANY REPRESENTATIONS OR WARRANTIES OF MERCHANTABILITY OR FITNESS FOR A PARTICULAR PURPOSE. WE DO NOT GIVE TAX OR INVESTMENT ADVICE OR ADVOCATE THE PURCHASE OR SALE OF ANY SECURITY OR INVESTMENT. YOU SHOULD ALWAYS SEEK THE ASSISTANCE OF A PROFESSIONAL FOR TAX AND INVESTMENT ADVICE. INDONESIA FINANCE TODAY AND ITS SUBSIDIARIES, AFFILIATES, SHAREHOLDERS, DIRECTORS, OFFICERS, EMPLOYEES AND LICENSORS ("THE IFT PARTIES") WILL NOT BE LIABLE (JOINTLY OR SEVERALLY) TO YOU OR ANY OTHER PERSON AS A RESULT OF YOUR ACCESS OR USE OF THE SERVICES FOR INDIRECT, CONSEQUENTIAL, SPECIAL, INCIDENTAL, PUNITIVE, OR EXEMPLARY DAMAGES, INCLUDING, WITHOUT LIMITATION, LOST PROFITS, LOST SAVINGS AND LOST REVENUES (COLLECTIVELY, THE "EXCLUDED DAMAGES"), WHETHER OR NOT CHARACTERIZED IN NEGLIGENCE, TORT, CONTRACT, OR OTHER THEORY OF LIABILITY, EVEN IF ANY OF THE IFT PARTIES HAVE BEEN ADVISED OF THE POSSIBILITY OF OR COULD HAVE FORESEEN ANY OF THE EXCLUDED DAMAGES, AND IRRESPECTIVE OF ANY FAILURE OF AN ESSENTIAL PURPOSE OF A LIMITED REMEDY. IF ANY APPLICABLE AUTHORITY HOLDS ANY PORTION OF THIS SECTION TO BE UNENFORCEABLE, THEN THE IFT PARTIES' LIABILITY WILL BE LIMITED TO THE FULLEST POSSIBLE EXTENT PERMITTED BY APPLICABLE LAW.
25 FEB 2013 | MARKET TALKS
Domestic Stock Market Capitalization Exceeds Malaysia's
BY DONNY SUSILO & FIRDAUS NUR IMAN
JAKARTA – Indonesia’s stock market capitalization growth in January, 2013, exceeded Malaysia’s stock market capitalization, but is still one of the lowest among Asia Pacific nations. The market viewed that the quality of issuers and the number of large companies in the nation’s stock market is still below other stock exchanges in the region.
Based on data from the World Federation of Exchange, Indonesia’s stock market capitalization grew 7.6 percent in January, 2013, or worth Rp 4,386 trillion (US$ 451.76 billion). This growth is ranked at tenth place in Asia Pacific. The highest stock market capitalization growth is Thailand stock market’s 46.6 percent growth.
Indonesia’s stock market capitalization growth is also below the stock exchange growth of 41.3 percent in the Philippines, 20.1 percent in Hong Kong, 19.6 percent in Singapore, 16 percent in Shenzen China, 12.7 percent in Australia, 16 percent in Shanghai China and 15.9 percent in India. Meanwhile, the Malaysian stock exchange has 3.3 percent growth.
Director of Corporate Assessment at the Indonesia Stock Exchange (IDX) Hoesen said large capitalization companies still had low interest in conducting initial public offering (IPO). Therefore, IDX expects the government to intensify its efforts to urge large-scale companies such as state-owned enterprises to conduct IPO.
He also added that Indonesia’s market capitalization experienced high development and had already exceeded Malaysia’s market capitalization. “The current capital market value already exceeds 4,400, from 1,000 in 2008. It is now higher than Malaysia’s growth,” Hoesen said.
IDX wants to list 150 new issuers by 2017 to increase the number of investors in the capital market. Current investors are less than one percent of Indonesia’s population of around 230 million.
“Indonesia’s index is too expensive, and it hampers investors from entering the market. One way to counter this is by raising the supply in the market to achieve market liquidity and attract investors,” he said.
Buying
Data compiled by Finance Today’s Research Department shows Indonesia’s stock market capitalization growth at 8.45 percent year-to-date. The growth is reflected from increased foreign investors’ buying during daily transactions. This drives the current rising of the Jakarta Composite Index (JCI).
Analyst from PT Danpac Sekuritas Teuku Hendry Andrean said Indonesia still has large stock market growth space, based on the market capitalization towards gross domestic product (GDP) ratio of 50 percent. This is also supported by Indonesia’s solid economic fundamental. Meanwhile, Singapore’s market capitalization to GDP ratio is at 200 percent.
Meanwhile, Isakayoga, Executive Director of the Indonesian Issuers Association, said there are many companies in Indonesia that have stocks worthy of being listed in IDX. Indonesia also offers attractive economic growth. The stimulus from the Federal Reserve in the US may also drive domestic stock market capitalization growth in 2013. (*)
Info by : http://en.indonesiafinancetoday.com/read/29636/Domestic-Stock-Market-Capitalization-Exceeds-Malaysias
Pengelolaan Aset di Indonesia Diprediksi Naik
BY CHUSNUL CHOTIMAH
MBA/IFT
JAKARTA – Fitch Ratings memperkirakan pertumbuhan aset yang dikelola manajemen (AUM) akan meningkat pada beberapa tahun mendatang di negara emerging Asia yaitu China, Indonesia, Malaysia dan Thailand daripada di pasar yang mapan seperti Singapura, Hong Kong, Taiwan dan Korea.
Wilayah Asia yang luas dan populasi kelas menengah yang tumbuh dengan penetrasi pasar yang lambat, saat ini rata-rata pengelolaan produk sebesar 5% dari total aset keuangan dibandingkan dengan negara-negara Barat yang sebesar 15%.
Selama beberapa tahun lalu untuk segmen institusional pertumbuhan yang lebih tinggi terjadi di Indonesia, Malaysia dan Thailand dibandingkan dengan Singapura, Hong Kong, Taiwan dan Korea. Tidak seperti negara emerging Asia lainnya, China fokus pada ekuitasnya dalam lima tahun dan hingga saat ini pasar obligasinya masih tidak berkembang. Meski demikian, Fitch percaya bahwa stabilisasi atau kenaikan dalam pasar ekuitas dan inisiatif aturan untuk mengembangkan pasar modal China akan memperkecil gap dalam beberapa tahun ke depan.
“ Asia Timur menggambarkan kesempatan pertumbuhan untuk pengelola aset internasional, tetapi distribusi di wilayah tersebut tidak langsung ke depan,” kata Aymeric Poizot, Managing Director di Fitch's Fund and Asset Manager Rating Group. Wealth management dan segmen institusional sangat kompetitif, sementara di ritel nasabah besar bank mendominasi distribusi di sebagian besar negara.
Dana-dana asing terdistribusi di Singapura, Hong Kong, Korea dan Taiwan, terutama di bank-bank swasta, pengelola aset atau penasihat keuangan. Di Hong Kong dan Singapura tercatat dana sebesar US$ 2 triliun dari dalam negeri di bawah kelolaan aset manajemen.
Info by : http://www.indonesiafinancetoday.com/read/41108/Pengelolaan-Aset-di-Indonesia-Diprediksi-Naik
Investment Flow
di BEI Tinggi
BY
DONNY SUSILO & FIRDAUS NUR IMAN
JAKARTA – Dana yang masuk ke pasar saham domestik melalui
penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dan rights issue pada Januari 2013 termasuk yang
tertinggi di bursa kawasan Asia Pasifik. Berdasarkan data World Federation of
Exchange perolehan nilai emisi pasar saham Indonesia berada di urutan keempat
dari 17 bursa saham di kawasan Asia Pasifik.
Nilai emisi saham dari IPO pasar saham Indonesia mencapai US$ 77,2 juta atau setara Rp 751,75 miliar dari empat emiten. Sedangkan nilai emisi dari rights issue mencapai US$ 355,9 juta. Nilai emisi tertinggi di bursa Asia Pasifik tercatat di bursa saham Hong Kong yang mancapai US$ 523,2 juta dari IPO dan US$ 1,44 miliar dari rights issue. Kemudian disusul bursa Australia, dari IPO mencapai US$ 428,9 juta dan rights issue sebesar US$ 588,5 juta. Bursa Thailand memperoleh nilai emisi IPO sebesar US$ 103,3 juta dan rights issue US$ 36,2 juta.
Pasar saham lain yang nilai emisinya lebih rendah dari pasar saham Indonesia adalah Singapura Exchange, bursa Malaysia, bursa Shanghai China, bursa Jepang, bursa Taiwan dan bursa India National Stock Exchange. Total nilai emisi IPO di kawasan Asia Pasifik sepanjang Januari 2013 mencapai US$ 1,3 miliar dan dari rights issue sebesar US$ 13,76 miliar.
Berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia, total akumulasi beli bersih (net buy) investor asing sepanjang Januari 2013 sebesar Rp 5,69 triliun atau naik 131,59% dibandingkan periode yang sama 2012 sebesar Rp 2,45 triliun.
Muliaman Hadad, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, mengapresiasi kinerja pasar saham domestik. Menurut Muliaman, derasnya aliran dana investor asing ke pasar saham domestik merupakan bukti fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat di tengah bayang-bayang krisis ekonomi global.
Muliaman menambahkan, aliran dana investor asing yang cukup deras bisa berdampak positif atau negatif. Dampak positifnya, memperkuat pasar keuangan, bisa menyerap tenaga kerja dan menurunkan tingkat pengangguran. Dampak negatifnya, jika aliran dana investor asing tidak diimbangi oleh struktur industri keuangan yang kuat bisa mengancam defisit transaksi berjalan serta peningkatan inflasi.
“Derasnya aliran dana asing ke pasar saham termasuk hot money saat ini yang semakin tidak terbendung. Apabila Indonesia tidak siap bisa mengancam stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan Bank Indonesia (BI), sebagai pemegang kewenangan di bidang moneter, harus mewaspadai banjirnya dana asing ini,” jelas Muliaman.
Nilai emisi saham dari IPO pasar saham Indonesia mencapai US$ 77,2 juta atau setara Rp 751,75 miliar dari empat emiten. Sedangkan nilai emisi dari rights issue mencapai US$ 355,9 juta. Nilai emisi tertinggi di bursa Asia Pasifik tercatat di bursa saham Hong Kong yang mancapai US$ 523,2 juta dari IPO dan US$ 1,44 miliar dari rights issue. Kemudian disusul bursa Australia, dari IPO mencapai US$ 428,9 juta dan rights issue sebesar US$ 588,5 juta. Bursa Thailand memperoleh nilai emisi IPO sebesar US$ 103,3 juta dan rights issue US$ 36,2 juta.
Pasar saham lain yang nilai emisinya lebih rendah dari pasar saham Indonesia adalah Singapura Exchange, bursa Malaysia, bursa Shanghai China, bursa Jepang, bursa Taiwan dan bursa India National Stock Exchange. Total nilai emisi IPO di kawasan Asia Pasifik sepanjang Januari 2013 mencapai US$ 1,3 miliar dan dari rights issue sebesar US$ 13,76 miliar.
Berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia, total akumulasi beli bersih (net buy) investor asing sepanjang Januari 2013 sebesar Rp 5,69 triliun atau naik 131,59% dibandingkan periode yang sama 2012 sebesar Rp 2,45 triliun.
Muliaman Hadad, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, mengapresiasi kinerja pasar saham domestik. Menurut Muliaman, derasnya aliran dana investor asing ke pasar saham domestik merupakan bukti fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat di tengah bayang-bayang krisis ekonomi global.
Muliaman menambahkan, aliran dana investor asing yang cukup deras bisa berdampak positif atau negatif. Dampak positifnya, memperkuat pasar keuangan, bisa menyerap tenaga kerja dan menurunkan tingkat pengangguran. Dampak negatifnya, jika aliran dana investor asing tidak diimbangi oleh struktur industri keuangan yang kuat bisa mengancam defisit transaksi berjalan serta peningkatan inflasi.
“Derasnya aliran dana asing ke pasar saham termasuk hot money saat ini yang semakin tidak terbendung. Apabila Indonesia tidak siap bisa mengancam stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan Bank Indonesia (BI), sebagai pemegang kewenangan di bidang moneter, harus mewaspadai banjirnya dana asing ini,” jelas Muliaman.
ROE Tinggi
Berdasarakan perhitungan Departemen Riset Finance Today, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini sebesar 28,3%, lebih tinggi dibandingkan ROE indeks di kawasan Asia Pasifik sebesar 19,5%.
Saham Malaysia dan Singapura saat ini berada paling atraktif di antara saham-saham kawasan Asia Pasifik. ROE bursa Malaysia saat ini sekitar 26,33%, bursa Singapura sebesar 26,99%. Menurut Departemen Riset Finance Today, tingginya imbal hasil IHSG didorong profitabilitas sektor barang konsumsi dan sektor pertambangan. ROE kedua sektor ini masing-masing 51,72% dan 31,92%. Dua sektor ini menawarkan profitabilitas tertinggi diantara sepuluh sektor pembentuk IHSG
Kurniady Lie, Head Of Corporate & Investment Banking Citi Indonesia, menilai perlambatan ekonomi dan situasi ketidakpastian global membuat investor institusi asing di negara kawasan Asia mulai melebarkan industri dan basis investasi ke negara berkembang (emerging market) seperti Indonesia. Ekonomi domestik yang terus bertumbuh alasan utama investor asing masuk ke pasar keuangan Indonesia.
Di sisi lain, derasnya aliran dana asing ke pasar saham domestik ini tidak lepas dari prospek sektor properti di Indonesia. Menurut Kunardy, saat ini perusahaan pengembang properti di Indonesia cukup kerepotan dengan rencana perusahaan di beberapa negara Asia seperti China, Thailand, dan Jepang yang ingin membuka cabang atau pun melebarkan industri dan basis produksinya ke Indonesia. Terutama Jepang, yang tidak mengalami pertumbuhan ekonomi selama lebih dari 20 tahun. Hal tersebut karena masyarakat Jepang lebih senang untuk berinvestasi daripada konsumsi sehingga pertumbuhan ekonominya stagnan. "Tak heran investor insititusi di Jepang berencana mengalihkan investasinya ke Indonesia," jelas Kurniady.(*)
Info by : http://www.indonesiafinancetoday.com/read/40969/Investment-Flow-di-BEI-Tinggi
1 FEB 2013 | NEWS UPDATES
Opening Bell 21/02: JCI May Decline
BY DANNY WIJAYA
STA/IFT
· JCI is geared to decline today with the release of US central bank meeting statement on potential suspension to securities purchase program by the Federal Reserve. JCI is also already in overbought position, with potential profit-taking activities.
· FTSE 100 edged up by 0.26 percent, DAX declined 0.30 percent and CAC slid 0.69 percent.
· Dow Jones slipped 0.77 percent, S&P 500 dropped 1.24 percent and Nasdaq weakened 1.53 percent.
· This morning Nikkei opened lower by 0.46 percent.
Commodities:
Brent US$ 115.60 / barrel (down by 1.63 percent)
Gold US$ 1,569.95 / oz (0.33 percent)
Nickel US$ 17,104 / metric ton (down by 1.26 percent)
Coal US$ 94.85 / metric ton (0.16 percent)
CPO MYR 2,565 (down by 0.04 percent)
Currencies:
Gold US$ 1,569.95 / oz (0.33 percent)
Nickel US$ 17,104 / metric ton (down by 1.26 percent)
Coal US$ 94.85 / metric ton (0.16 percent)
CPO MYR 2,565 (down by 0.04 percent)
Currencies:
US Dollars: Rp 9,667 (0.18 percent)
British Pound: Rp 14,724 (1.55 percent)
Euro: Rp 12,841 (1.22 percent)
Australian Dollar: Rp 9,908 (1.18 percent).
Japanese Yen: Rp 103.15 (0.56 percent)
Asian Markets:
British Pound: Rp 14,724 (1.55 percent)
Euro: Rp 12,841 (1.22 percent)
Australian Dollar: Rp 9,908 (1.18 percent).
Japanese Yen: Rp 103.15 (0.56 percent)
Asian Markets:
Asian stocks opened lower in response to news on Federal Reserve. MSCI Asia Pacific sank 0.5 percent this morning to 134 points, while Japan's Nikkei declined by 0.46 percent. The Kospi index slid 0.2 percent. Australian ASX Index dropped 0.9 percent.
Release of Federal Reserve minutes of meeting showed dissenting opinions of the Board of Governors of the Federal Reserve as related to the sustainability of monetary policy stimulus.
While in China, Prime Minister Wen Jiabao asked the local authorities to stop housing speculation activities.
Release of Federal Reserve minutes of meeting showed dissenting opinions of the Board of Governors of the Federal Reserve as related to the sustainability of monetary policy stimulus.
While in China, Prime Minister Wen Jiabao asked the local authorities to stop housing speculation activities.
US:
US stocks fell the most since November on the news from Federal Reserve.
Standard & Poor's benchmark index slipped 1.2 percent to 1,511 points. Dow Jones dropped 0.8 percent.
The biggest concern, according to Cambiar Investors, is the suspension of quantitative easing stimulus program.
Quantitative Easing is a program for bond purchase worth US$ 85 billion each month from the capital market. (*)
Standard & Poor's benchmark index slipped 1.2 percent to 1,511 points. Dow Jones dropped 0.8 percent.
The biggest concern, according to Cambiar Investors, is the suspension of quantitative easing stimulus program.
Quantitative Easing is a program for bond purchase worth US$ 85 billion each month from the capital market. (*)
Info News :
21 FEB 2013 | NEWS UPDATES
Penerbangan Non-Stop Emirates ke Jakarta-Dubai Jadi Tiga Kali
BY AKMAL HIDAYAT
JAKARTA – Emirates, maskapai penerbangan asal Uni Emirates Arab, menambah penerbangannon-stop dari Jakarta ke Dubai dan Dubai-Jakarta menjadi tiga kali sehari. Mohammed Al Nahari, Country Manager Emirates, mengatakan penambahan penerbangan non-stop ini menjadikan Emirates sebagai salah satu maskapai penerbangan jarak jauh terbesar yang beroperasi di Indonesia.
Sampai saat ini, Emirates telah membawa 2.500 penumpang setiap hari dengan kapasitas kargo mencapai 315 ton per pekan. Penambahan penerbangan non-stop itu akan dimulai pada Maret 2013 mendatang.
“Kami tengah menyelesaikan berbagai persiapan di Jakarta terkait penambahan jadwal terbang. Dalam sebulan ke depan kami akan menyelesaikan berbagai persiapan di Jakarta dan seluruh jaringan global kami, untuk mendorong pariwisata, bisnis, dan perdagangan yang terhubung dalam rute ini,” kata dia, Kamis.
Penerbangan tiga kali sehari Emirates memberikan keleluasaan pada penumpang yang berpergian dari Indonesia dengan pilihan jadwal penerbangan yang diinginkan. Penumpang dapat melanjutkan penerbangan mereka ke 129 destinasi lainnya dari Dubai. Emirates akan menggunakan pesawat Boeing 777-300ER, dengan kabin kelas bisnis dan ekonomi.
Penerbangan ketiga Emirates ini akan terbang dari Dubai pada pukul 18.30 sore dan tiba di Jakarta pukul 05.55 pagi. Sedangkan penerbangan dari Jakarta dengan pesawat yang sama berangkat 07.25 pagi dan tiba di Dubai pukul 12.15.
Penerbangan lainnya akan terbang dari Dubai pukul 04.15 pagi dan tiba di Jakarta pukul 15.40 sore. Kemudian, berangkat lagi dari Jakarta pukul 17.45 sore dan tiba di Dubai pukul 22.45 malam.
Jadwal lainnya berangkat dari Dubai pukul 11.10 pagi dan tiba di Jakarta pukul 21.30 malam. Kemudian pesawat akan berangkat lagi dari Jakarta pukul 00.40 pagi dan tiba di Dubai pukul 05.30 pagi waktu setempat. (*)
Sampai saat ini, Emirates telah membawa 2.500 penumpang setiap hari dengan kapasitas kargo mencapai 315 ton per pekan. Penambahan penerbangan non-stop itu akan dimulai pada Maret 2013 mendatang.
“Kami tengah menyelesaikan berbagai persiapan di Jakarta terkait penambahan jadwal terbang. Dalam sebulan ke depan kami akan menyelesaikan berbagai persiapan di Jakarta dan seluruh jaringan global kami, untuk mendorong pariwisata, bisnis, dan perdagangan yang terhubung dalam rute ini,” kata dia, Kamis.
Penerbangan tiga kali sehari Emirates memberikan keleluasaan pada penumpang yang berpergian dari Indonesia dengan pilihan jadwal penerbangan yang diinginkan. Penumpang dapat melanjutkan penerbangan mereka ke 129 destinasi lainnya dari Dubai. Emirates akan menggunakan pesawat Boeing 777-300ER, dengan kabin kelas bisnis dan ekonomi.
Penerbangan ketiga Emirates ini akan terbang dari Dubai pada pukul 18.30 sore dan tiba di Jakarta pukul 05.55 pagi. Sedangkan penerbangan dari Jakarta dengan pesawat yang sama berangkat 07.25 pagi dan tiba di Dubai pukul 12.15.
Penerbangan lainnya akan terbang dari Dubai pukul 04.15 pagi dan tiba di Jakarta pukul 15.40 sore. Kemudian, berangkat lagi dari Jakarta pukul 17.45 sore dan tiba di Dubai pukul 22.45 malam.
Jadwal lainnya berangkat dari Dubai pukul 11.10 pagi dan tiba di Jakarta pukul 21.30 malam. Kemudian pesawat akan berangkat lagi dari Jakarta pukul 00.40 pagi dan tiba di Dubai pukul 05.30 pagi waktu setempat. (*)
Info News :
www.indonesiafinancetoday.com
No comments:
Post a Comment