Tidak ada seorangpun yang lebih mengetahui diri kita ini selain Dzat yang telah menciptakan kita, yaitu Allah Yang Maha Pencipta dan Maha Mengetahui. Jika hanya Allah yang paling mengetahui tentang diri kita, mengapa kita harus mencari dan menemukan makna jati diri dari selain Dia? Mengapa hidup kitaharus dikendalikan oleh berbagai konsep jati diri yang bukan bersumber dari Allah? Ini memang termasuk hal yang sangat penting, sebab hanya dari Allah saja kita akan menemukan segala jawaban yang paling tepat, dijamin kita tidak akan salah sehingga hidup kita ini akan lebih bermakna.
Tentu saja, kita tetap boleh (bahkan harus) untuk selalu terus menggali bakat serta potensi kita. Yangditekankan disini, bahwa jati diri bukan hanya sebatas itu saja. Itu merupakan keunikan Anda, bukan jati diri Anda.
Jati Diri Manusia Sesungguhnya
Siapa Aku? Manusia adalah makhluk Allah yang terbuat dari tanah dan kemudian diberikan ruh oleh Allah. Kemudian manusia juga dilengkapi dengan sebuah potensi hati, akal dan juga jasad. Hati dan akalmerupakan 2 potensi yang menyebabkan manusia mempunyai kedudukan yang lebih tinggi jikadibandingkan dengan makhluk Allah lainnya.
Yang menjadikan segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan juga Yang memulai penciptaanmanusia dari saripati tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunan manusia dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan juga meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan untuk kamu pendengaran, penglihatan dan jugahati; (tetapi) sedikit sekali dari kalianbersyukur. (QS As Sajdah:7-9)
Dan (ingatlah), saat Tuhanmu berfirman pada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat yang kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang dibentuk. Demikian dalam QS. Al Hijr ayat 28.
Untuk Apa Aku Ada?
Ada 2 tujuan dalam penciptaan manusia yang saling berkaitan yaitu dijadikan khalifah dimuka bumi ini dan untuk beribadah kepada Allah swt. Tidak ada tujuan lain selain kedua hal tadi. Semua aktivitas dan segala tindakan yang kita lakukan semuanya harus bertujuan dalam rangka kedua peran kita ini. Sebagai khalifah dan juga sebagai hamba Allah.
Untuk itu, Allah telah memberi kita semua dengan berbagai potensi yaitu hati, akal, dan juga jasa yang cukup untuk memikul kedua tugas ini. Selama kita dapat memanfaatkan semua potensi yang kita punyai, kedua tugas ini pasti akan terlaksana dengan baik.
Dalam Al-Quran surat Ad-dzariyat ayat 56 Allah berfirman : Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan juga manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku.
Allah juga berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 30: Ingatlah saat Tuhanmu berfirman pada para Malaikat: Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka bertanya: Mengapa Engkau akan menjadikan (khalifah) di bumi orang yang akan berbuat kerusakan padanya dan akan menumpahkan darah, padahal kami selalu bertasbih dengan memuji Engkau dan juga mensucikan Engkau? Allah berfirman: Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.
Akan Kemana Aku?
Kita bukan hanya berproses dari bayi menuju anak-anak. Bukan hanya anak-anak menuju remaja. Bukan hanya remaja menuju de-wasa. Bukan pula hanya de-wasa menuju tua. Seungguhnya, tujuan yang pastibagi setiap manusia itu adalah desa akhirat. Dan hanya ada dua pilihan saat kita pulang ke kampung akhirat, yaitu surga (Al Jannah) atau neraka (An-Naar).
Kita akan memilih yang mana? Tentu saja, setiap orang yang beriman pasti berharap mendapatkan balasan surga dari Allah. Syaratnya ialah hidup kita harus sesuai dengan tujuan akan keberadaan kita, yaitu sebagai khalifah dan juga beribadah pada Allah. Sebagaimana firman Allah dalam QS As Sajdah:19-20:
Adapun orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, maka bagi mereka surga sebagai tempattinggalnya, sebagai pahala bagi apa yang telah mereka kerjakan. Dan adapun bagi orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka ialah neraka jahannam. Setiap kali mereka ingin keluar dari neraka, mereka dikembalikan lagi ke dalamnya dan dikatakan pada merekaRasakanlah siksa api neraka yang dulu kamu mendustakannya.
Kesimpulan
Mudah-mudahan, setelah kita bisa memahami siapa kita sebenarnya, mengapa kita adadi dunia ini dan mau kemana kita nantinya, pikiran kita tidak akan galau lagi karena bingung dengan arti dan cara menemukan jati diri dalam Islam. Kini sudah jelas, apa yang harus kita jalani dan bagaimanakonsekuensinya ke depan. Kita mesti selalu ingat bagaimana kita diciptakan, kita diciptakan dari sesuatu yang hina dan keluar dari tempat ‘yang kita sendiri malu untuk menyebutkannya’, tidak lain agar kita tidak sombong dan melupakan siapa kita. Karena sombong adalah sifat Iblis yang menyebabkannya terusir dari surga dan terlaknat selamanya.
Selain itu, kita juga harus selalu mengingat tujuan kita agar sekecil apapun perbuatan kita selalu mempunyai niat untuk tujuan ibadah, agar kita bisa mencegah diri sendiri dari berbagai perbuatan yang tidak bernilai apalagi perbuatan maksiat, dan tentu saja kita akan selalu berbuat baik. Firman Allah dalam surat Al-hasyr ayat 18:
Duhai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian pada Allah dan hendaklah setiap diri itu memperhatikan apa yang sudah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah pada Allah, sesungguh Allah Maha Mengetahui apa saja yang kamu kerjakan.